Sebagaimana layaknya seseorang yang menempati rumah baru, diperlukan adaptasi terhadap tempat tinggal dan lingkungan sekitarnya. Hal ini juga saya rasakan ketika pertama kali menginjakkan kaki di bumi Shanghai. Ada beberapa kebiasaan warga disini yang tergolong unik karena belum pernah saya temukan sebelumnya, terutama kebiasaan mereka yang berkaitan dengan aktifitas makan :
1. Makan dalam porsi besar
Pertama kali saya menemukan kebiasaan ini adalah ketika saya menemukan restoran halal di daerah lin yi road dekat dengan walmart. Saat itu saya baru saja pulang dari berbelanja kebutuhan pokok di walmart ketika cacing diperut tiba-tiba mengetuk dinding lambung dengan keras seraya berkata “wooiii waktunya makan…”. Segera saya membuka mata lebar-lebar (walaupun agak sulit karena secara aslinya memang sipit ) untuk mencari adakah restoran halal disekitar area tersebut. Beruntunglah saya ketika mata ini menangkap tulisan “halal” dalam huruf arab di salah satu pintu restoran.
Dengan melompat kegirangan saya pun langsung “ngacir” ke dalam resto tersebut. Karena keterbatasan kemampuan berbahasa, akhirnya jari telunjuk sayalah yang menjadi penolong berkomunikasi alias saya langsung main tunjuk gambar makanan tanpa mengerti berapa harganya. Kurang dari 10 menit, pesanan saya pun tiba. Alangkah terkejutnya saya ketika melihat porsi mie jamur yang sangat besar. Porsi yang cukup untuk makan 2 orang dewasa dan 4 orang anak kecil (lebay mode on). Intinya porsi makanan tersebut diatas rata-rata kapasitas perut orang Indonesia. Dan ajaibnya, banyak wanita yang datang dan dengan mudahnya mereka melahap habis porsi besar makanan di sana.
2. Makan Langsung dari tempatnya
Orang Cina sangat senang makan bersama. Biasanya mereka akan makan dalam kelompok kecil berjumlah 3-5 orang. Ketika makan di restoran, mereka akan memesan makanan “tengah” alias makanan yang bisa dibagi untuk beberapa orang. Salah satu kebiasaan unik mereka ketika makan bersama ini adalah mengambil makanan dari tempatnya dan memasukkan langsung ke mulutnya
Di Indonesia, budaya makan “tengah” ini juga ada tetapi biasanya setiap orang yang hadir akan mengambil makanan untuk diletakkan di piringnya terlebih dahulu baru memasukkan ke dalam mulut. Sendok atau sumpit yang digunakan untuk makan pun biasanya berbeda dengan sendok atau sumpit yang digunakan untuk memasukkan ke dalam mulut Pertama kali saya ikut makan bersama ini saya cukup kaget karena merasa tidak nyaman karena sumpit bekas dari mulut langsung digunakan untuk mengambil makanan yang ada ditengah. Tetapi karena seperti sudah menjadi kebiasaan maka saya pun saat berusaha beradaptasi
3. Tidak Minum Setelah Makan
Kebiasaan unik lain yang saya temukan disini adalah tidak minum setelah selesai makan. Pada awalnya saya temukan kebiasaan ini di kantin kantor. Pada saat jam makan siang, seluruh karyawan akan menuju kantin kantor dan mereka bebas memilih aneka jenis makanan mulai dari nasi, lauk-pauk, sayur sampai buah pencuci mulut. Diantara beragam pilihan makanan tersebut yang unik adalah tidak tersedianya minuman. Semua karyawan tampak tidak bermasalah ketika menghabiskan makan siang mereka dan setelah itu kembali bekerja tanpa meminum apapun. Rasa ingin tahu saya pun timbul, kepada seorang teman saya tanyakan tentang hal ini dan mereka dengan ringan menjawab : “Kita biasanya disini makan sup sebelum makan jadi tidak perlu minum” Sebenarnya saya cukup mempertanyakan jawaban tersebut tetapi karena saya berpikir bahwa ini adalah kultur mereka saya hanya menganggukkan kepala
4. Berjalan Kaki Setelah Makan Setelah Makan siang
warga Shanghai memiliki kebiasaan unik lain yaitu mereka berjalan kaki berkeliling di halaman. Mereka melakukan ini secara berkelompok dengan lima sampai sepuluh orang. Di kantor saya biasa bergabung dengan mereka dan berjalan kaki mengitari halaman parkir selama kurang lebih 15 menit
5. Berjalan Mundur
Nah ini dia yang super unik, selepas makan dan berjalan bersama keliling maka pasti beberapa orang dari mereka akan berjalan mundur. Hah? Mundur? Ya, sudah seperti pemandangan umum ketika selepas makan siang dikantor beberapa teman akan beraksi dengan jalan mundur. Konon dengan berjalan mundur, pikiran akan focus agar tubuh dapat berjalan lurus sehingga mereka percaya pada akhirnya akan berimbas pada tubuh yang lebih sehat.
Ketika saya berkesempatan mengunjungi Suzhou, di satu taman yang terkenal disana saya melihat banyak sekali orang tua yang berjalan mundur dan hebatnya mereka berjalan sejauh 1 kilometer dengan jalan yang mendaki. Beberapa orang bahkan mengkombinasikan jalan mundur dengan bertepuk tangan. Mereka yakin dengan aktifitas seperti ini tubuh akan lebih bugar dan sehat Dari berbagai referensi yang pernah saya baca, manfaat jalan mundur adalah mengurangi resiko Alzheimer alias penyakit daya ingat dan mengurangi sakit punggung. Bahkan seorang dokter ahli jantung asal India mengatakan bahwa seratus langkah jalan mundur sama dengan melakukan seribu langkah konvensional ke arah depan
Mungkin pada kompasianival tahun depan, admin bisa mengadakan perlombaan jalan mundur sambil bertepuk tangan diantara para kompasianer untuk membuat tubuh para peserta menjadi lebih segar
Salam Hangat dari Shanghai!
info : http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2012/11/20/5-kebiasaan-unik-orang-cina-510472.html
Komentar
Posting Komentar
Mohon untuk tidak memasang Iklan
ADMIN