Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Diaspora

Suku Tionghoa di Indonesia

Kedatangan leluhur suku Tionghoa (yang berasal dari negera China) untuk bermigrasi ke Indonesia terjadi pada ratusan bahkan ribuan tahun yang lalu (utamanya pada abad ke 16-19). Mereka datang ke Indonesia dengan tujuan awal untuk berdagang (dalam perniagaan). Ramainya interaksi perdagangan di daerah pesisir tenggara China, menyebabkan banyak orang yang tinggal di daerah pesisir China ingin ikut berlayar untuk berdagang. Tujuan utama mereka saat itu adalah Asia Tenggara, karena kegiatan pelayaran sangat tergantung pada angin musim. Setiap tahunnya para pedagang akan bermukim di wilayah-wilayah yang mereka singgahi. Salah satu wilayah yang mereka singgahi di Asia Tenggara adalah Indonesia (yang pada waktu itu masih era kolonial Belanda). Demikian seterusnya ada pedagang yang memutuskan untuk menetap dan menikahi wanita setempat, ada pula pedagang yang kembali ke China untuk terus berdagang. Lama-kelamaan, mereka yang tinggal membaur dengan masyarakat asli Indonesia, dan akhirnya terja...

Etnis Hakka, Bangsa dari Kerajaan Surga dan Bumi

Miskin, selalu berpindah dan ditindas, membuat orang-orang Hakka mencintai pendidikan. Di Indonesia mereka adalah minoritas di antara etnis Cina tapi kepandaian mereka belum ditandingi oleh etnis Cina mana pun. Gus Dur dan Yusril Ihza Mahendra pernah menjadi penasihat orang-orang Hakka di Indonesia. CHANG Laoshe tertunduk. Matanya berkaca-kaca. Guru berusia 80 tahun itu tak kuasa haru, menerima kenang-kenangan dan bingkisan dari bekas murid-muridnya. Selama hampir 30 tahun, sebelum Tie El Siao di Yogyakarta –sekolah tempat ia mengajar— ditutup pemerintah pada 1965, perempuan yang membujang itu mengabdikan hidupnya untuk pendidikan. Dari tangannya, banyak lahir orang-orang sukses: sebagai pebisnis, cerdik pandai, dan seniman. Itulah acara puncak Konferensi Hakka se Indonesia Kelima dari salah satu perkumpulan Hakka: Hakka Cung Kong Hwee (Perhimpunan Hakka Indonesia ) yang diadakan di Yogyakarta, empat tahun silam. Konferensi itu dihadiri wakil-wakil Hakka dari berbagai paguyu...

Gambaran Wanita Tiongkok Secara Garis Besar

Wanita Tiongkok Secara Garis Besar   Sampai akhir tahun 2002, jumlah penduduk wanita Tiongkok mencapai 620 juta jiwa, merupakan 48,5% dari total jumlah penduduk Tiongkok.  Pemerintah Tiongkok sangat mementingkan perkembangan dan kemajuan wanita, dan menjadikan persanaan derajat gender sebagai salah satu kebijakan pokok negara dalam pendorongan perkembnagan sosial negara. Ketika menysun kebijakan makro negar, harus menaati prinsip tentang partisipasi sama derajat pria dan wanita, berkembang bersama dan mendapat manfaat bersama, pemerintah Tiongkok menyediakan jaminan politik dan hukum yang kuat dmi kemajuan dan perkembangan wanita. Sejak pertengah tahun 1990-an, pemerintah Tiongkok berturut-turut menyusun dan mengeluarkan dua Program Perkembangan Wanita Tiongkok, secara sungguh-sungguh melindungi hak dan kepentingan sah wantia, mengoptimalkan lingkungan sosial perkembangan wanita Tiongkok, mendorong kemajuan usaha wanita secara menyeluruh. Wanita Tiongkok tidak saja me...

Etnis Tiongkok Populasi di Atas 5 Juta

Etnis Han          Etnis Han adalah etnis yang paling banyak jumlah penduduknya di antara 56 etnis Tiongkok, dan juga adalah etnis yang paling banyak populasinya di dunia. Sekarang, jumlah orang etnis Han telah mencapai sekitar 1,2 milyar. Etnis Han pada zaman dahulu disebut penduduk Dataran Tengah Tionghoa, dan sampai sekarang telah mempunyai sejarah berkebudayaan selama 5 ribu tahun. Kemudian berangsur-angsur berbaur dan berpadu dengan berbagai etnis lain. Mulai dari Dinasti Han disebut etnis Han. Etnis Han mempunyai huruf bahasa sendiri. Bahasa Mandarin termasuk cabang bahasa Sino-Tibeto, dan terbagi atas 8 bahasa daerah, antara lain bahasa Utara, bahasa Wu atau daerah hilir Sungai Yangtze, bahasa Xiang atau Propinsi Hunan sekarang, bahasa Gan atau Propinsi Jiangxi sekarang, bahasa Hakka, bahasa Hokian Selatan, bahasa Hokian Utara dan bahasa Kanton, dan bahasa yang digunakan bersama ialah bahasa Mandarin yang baku. Huruf bahasa Mandarin adalah salah sa...

Perkembangan Etnis Cina di Surabaya Utara

PENDAHULUAN Latar Belakang                  Kota-kota di Indonesia terutama Surabaya sejak dulu menjadi kota yang banyak disinggahi oleh orang asing, seperti Portugis, Spanyol, Inggris, Belanda, Jepang, Arab, dan Tionghoa. Keberadaan mereka telah banyak mengubah perjalanan bangsa ini baik di bidang politik, ekonomi, dan budaya.                 Peran negara yang sangat membantu perekonomian bangsa Indonesia kala itu salah satunya ialah masyarakat Tionghoa. Kedatangan mereka pada awalnya adalah untuk mengubah kehidupan mereka dari yang sebelumnya terpuruk dalam kemiskinan di negara asalnya dan berusaha mencari peruntungan di negara Indonesia.                 Masyarakat Tionghoa ini banyak yang melakukan usaha perdagangan dan membuka toko-toko di kota...

Pecinan Tiongkok

Asal usul Pecinan Bangsa Tionghoa yang merantau mulai masuk ke negara Indonesia pada abad ke-7. Pada abad ke-11, mereka mulai tinggal di wilayah Indonesia, terutama di pesisir timur Sumatra dan Kalimantan Barat. Kemudian pada abad ke-14, ada warga Tionghoa yang mulai bermigrasi ke Pulau Jawa, terutama di sepanjang pantai utara Jawa. Perpindahan ini merupakan akibat dari aktivitas perdagangan antara India dan Tiongkok melalui jalur laut. Pecinan yang terdapat di kota - kota pedalaman Pulau Jawa mulai berkembang pesat pada abad ke 19, pada jaman penjajahan Belanda. Tujuan pemerintah Belanda mengembangkan kawasan Pecinan ini adalah untuk memperluas jalur distribusi hasil bumi. Warga  Tionghoa  yang merantau ini mudah membaur dengan penduduk lokal sehingga mereka pun diterima dengan baik. Para perantau yang membawa keluarga mereka, kemudian membentuk perkampungan yang disebut dengan Kampung China atau Pecinan. Tak hanya ke Indonesia saja, bangsa Tionghoa juga merantau ke negara ...