Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Budaya

Festival Peh Cun atau Festival Perahu Naga

Festival Peh Cun atau yang biasa dikenal dengan festival Perahu Naga (Duanwu Jie, Hanzi : ) merupakan salah satu festival paling penting yang dirayakan oleh peranakan Tionghoa di Indonesia dan di seluruh dunia. Festival ini dirayakan setiap tanggal 5 bulan ke-5 pada penanggalan bulan, tahun ini jatuh pada tanggal 9 Juni 2016. Penamaan "Peh Cun", berasal dari kata Hokkien   (Hokkien POJ: pê-tsûn; Hanyu Pinyin: b? chuán). Seperti festival-festival lain pada umumnya, banyak legenda di seputar festival yang telah dirayakan oleh masyarakat selama lebih dari 2.000 tahun ini. Legenda yang paling terkenal adalah Legenda Qu Yuan. Legenda Qu Yuan (340-278 SM), seorang pejabat setia dari Negara Chu dan seorang sastrawan terkenal di masanya. Pada masa Dinasti Zhou, tujuh Negara sedang berada dalam masa peperangan, termasuk diantaranya adalah Negara Chu. Qu Yuan mengusulkan aliansi dengan Negara Qi melawan kekuasaan Qin. Namun re...

Tradisi Mengantar Dewa Dapur sebelum Tahun Baru Imlek

Tradisi Mengantar Dewa Dapur sebelum Tahun Baru Imlek – Menurut Kepercayaan warga Tionghoa, para Dewa-dewi yang dipimpin oleh Dewa Dapur akan berangkat ke Surga setiap bulan 12 tanggal 24 penanggalan Imlek. Para Dewa-dewi terutama dewa dapur yang ditugaskan di alam manusia tersebut akan melaporkan segala perbuatan manusia kepada Kaisar Langit. Berdasarkan laporan tersebut, Kaisar Langit kemudian akan menentukan keberuntungan manusia-manusia di bumi ini pada tahun selanjutnya. Oleh karena itu, ritual atau sembahyang pengantaran Dewa ini merupakan tradisi yang sangat penting bagi masyarakat Tionghoa sebelum menyambut Tahun Baru Imlek. Pada umumnya, Sembahyang atau Ritual pengantaran Dewa Dapur pada bulan 12 tanggal 24 ini dilakukan pada dini hari. Setelah Dewa dapur berangkat ke alam Surga, bukan berarti tidak ada dewa yang memantau perbuatan manusia. Karena saat Dewa Dapur berada di Surga, masih ada dewa-dewa penggantinya yang akan melaksanakan tugas dewa dapur...

Cina tradisional Etika Konfusianisme dan Budaya Bisnis

Kuno Cina memiliki "Konfusius menguasai dunia," mengatakan bahwa ini tentu berlebihan Nilai Praktis etika Konfusianisme dalam Konfusianisme sebagai inti. Namun, etika Konfusianisme sebagai budaya tradisional Cina di terdalam, vitalitas ideologi terkaya, memang ribuan tahun bidang ekonomi, politik dan budaya di Cina memiliki dampak yang luas dan mendalam. Ada banyak momen brilian dari apa yang disebut budaya besar, tapi setelah semua abu dalam sejarah manusia.  budaya Konfusianisme tak ada habisnya.  Dalam beberapa hal, budaya bisnis Cina tradisional justru warisan budaya dan pembangunan Konfusianisme.     Sebagai "keadilan Konfusianisme pertama" Kebenaran dan perdebatan, budaya bisnis adalah subjek penting di sekolah. Order, norma, dan tanggung jawab sosial, masalah etika Konfusianisme interpersonal, menekankan bahwa orang-orang di outlet hubungan moral mereka yang dianggap tanggung jawab moral, tetapi tidak mengecualikan untuk membuat uang, kaya. Ora...

Pakaian Etnik Bulang di Tiongkok

Orang etnis Bulang kebanyakan tinggal di Xishuangbanna, Yunnan. Pakaian mereka agak sederhana. Pakaian yang berwarna biru dan hitam agak digemari oleh anggota masyarakat etnis ini, baik pria maupun wanita. Pakaian wanita etnis Bulang mirip pakaian wanita etnis Dai. Mereka memakai baju yang ketat dengan singkat dan skirt yang ketat dan panjang. Mereka juga memakai “sorban”, subang besar yang dibuat dari perak, dan mereka suka memakai bunga liar pada “sorban” sebagai perhiasan. Lelaki etnis Bulang suka memakai celana yang agak longgar dan baju tanpa kerah .

BULAN TUJUH LUNAR, BULAN SETAN GENTAYANGAN

Dalam kepercayaan tradisi budaya Tionghua, bulan tujuh penanggalan lunar adalah bulan yang kurang baik, karena diyakini mulai tanggal 1 bulan 7 ( pas jatuh pada  tanggal 27 Juli 2014 ) sampai tanggal 30 bulan 7 penanggalan Lunar, tradisi Tionghua meyakini bahwa dalam kurun waktu tersebut pintu neraka dibuka, dan para setan penghuni neraka berkeliaran ke dunia yang dihuni manusia, mereka kebanyakan adalah roh-roh yang sudah tidak disembahyangi oleh keturunannya atau mereka yang meninggal karena musibah, sehingga tidak ada lagi yang menyembahyangi mereka. Hadirnya penghuni neraka ke alam manusia, sudah pasti banyak membawa gangguan pada ketentraman kehidupan manusia. Maka orang Tionghua yang masih kental tradisinya, tidak akan adakan pesta atau acara pada bulan tujuh, pantangan – pantangan juga bermunculan pada bulan tujuh ini, anak – anak dilarang pakai pakaian yang warna yang mencolok, tak boleh bersiul dimalam hari, jika malam hari berjalan sendiri dan jika ada yang memanggil ...

ZHONGQIU JIE (MID AUTUM FESTIVAL)

Bagi orang Tionghoa yang masih melestarikan budaya leluhurnya, maka dalam satu tahun ada 8 macam festival yang dirayakan. Setelah selesai sembahyang bulan 7, maka pada bulan 8 penanggalan lunar ini, masyarakat Tionghoa sudah mulai sibuk dengan perayaan Zhongqiu ( 中秋节) . Pada tahun 2014, ini pada tanggal 8 September, atau lebih popular disebut festival kue bulan. Kegiatan sembahyang Zhongqiu ini sejarahnya sudah ada 2000 tahun lebih. Dalam catatan di Kitab klasik  Liji  (kitab tata susila ), sudah muncul kosa kata Zhongqiu. Dalam catatan diuraikan bahwa musim semi, raja sembahyang matahari dan pada pertengahan musim semi sembahyang pada rembulan. Kegiatan rutin ini ditiru oleh para raja negara bagian dan para cendekiawan, lalu perlahan-lahan menyebar juga ke masyarakat umum. Tiongkok adalah negara agraris, maka pada musim semi selesai panen raya, petani mengadakan sembahyang syukuran pada Tuhan. Mereka memilih tanggal 15 bulan 8 imlek untuk melakukan acara akbar ini. Deng...

HARI VALENTINE ORANG TIONGHOA

Selain bulan tujuh diyakini oleh masyarakat Tionghoa sebagai bulan setan, namun uniknya, pada tanggal 7 bulan 7 penanggalan lunar adalah hari Valentine orang Tionghoa yang sudah diyakini sejak dahulu. Cerita dari sebuah mitologi zaman dahulu, konon hiduplah seorang gembala sapi. Karena kedua orang tuanya sudah meninggal, maka dia ikut dengan kakaknya yang sudah berkeluarga, namun kakak iparnya sering melakukan tindakan yang tidak adil terhadap dia. Pada suatu saat di musim semi, kakak iparnya menyuruh dia pergi menggembala sapi yang hanya 9 ekor, namun kakak iparnya minta, jika nanti sapi sudah menjadi 10 ekor, barulah dia boleh kembali kerumah. Gembala sapi ini sangat bingung dan menggiring sapi-sapi kearah hutan dan mendapatkan padang rumput, dia membiarkan sapi nya makan rumput sementara dia duduk kebingungan memikirkan bagaimana caranya bisa membuat sapi menjadi 10 ekor. Tiba-tiba datang seorang tua yang berjenggot putih dan panjang. Beliau bertanya pada gembala sapi itu, menga...

FESTIVAL QING MING

estival Qing Ming ini adalah salah satu festival yang dirayakan hampir sama dengan perhitungan penanggalan Masehi. Karena penanggalan Imlek sangat unik, dia mencakup perhitungan berdasarkan lunar dan solar. Untuk Qing Ming dihitung berdasarkan lunar, maka jatuhnya sama dengan penanggalan Masehi. Tahun ini Festifal Qing Ming jatuh pada tanggal 5 Apri 2015. Kota Batam yang mayoritas penduduk Tionghoa berasal dari pulau sekitar Batam, maka beberapa hari ini kita dapat menyaksikan banyak sekali masyarakat Tionghoa yang berasal dari pulau lain, pulang ke kampung halaman untuk merayakan festifal Qing Ming/Ceng Beng. Mereka pergi ke kuburan orangtua atau leluhurnya untuk sembahyang, bersih-bersih kuburan dan sekalian reuni keluarga, karena pada saat itu pada umumnya pulang kampung untuk sembahyang dan sekalian kumpul dengan sanak saudara yang ada di kampung. Zaman dulu, perayaan Qing Ming juga dibarengi dengan merayakan festival  Han Shi Jie.  Pada hari tersebut tida...

Asal-Usul Tradisi "Bakar Rumah-rumahan Kertas"

Sejak zaman dulu sebenarnya ada 2 jenis kertas yang digunakan dalam tradisi ini, yaitu kertas yang bagian tengahnya berwarna keemasan (Kim Cua) dan kertas yang bagian tengahnya berwarna keperakan (Gin Cua). Menurut kebiasaan-nya Kim Cua (Kertas Emas) digunakan untuk upacara sembahyang kepada dewa-dewa, sedangkan Gin Cua (Kertas Perak) untuk upacara sembahyang kepada para leluhur dan arwah-arwah orang yang sudah meninggal dunia. Mereka yang mempercayai tradisi ini beranggapan bahwa dengan membakar kertas emas dan perak itu berarti mereka telah memberikan kepingan uang emas dan uang perak kepada para dewa atau leluhur mereka; sebagaimana diketahui kepingan emas dan perak adalah mata uang yang berlaku pada zaman Tiongkok kuno. Tetapi ternyata kemajuan zaman telah mempengaruhi pula tradisi ini, sekarang yang dibakar bukan hanya kertas emas dan perak, ada pula sejenis uang kertas dengan nilai nominal aduhai (milyaran), yang bentuknya mirip dengan uang kertas yang digunaka...

Asal Usul Tandu Pengantin Cina

Tandu merupakan salah satu kendaraan yang sering digunakan pada jaman dahulu oleh orang-orang Tionghoa yang kaya, sedangkan yang kurang mampu biasanya naik keledai atau berjalan kaki. Merupakan sebuah kebanggaan tersendiri jika naik tandu dibandingkan keledai yang seringkali ribut. Pada perayaan-perayaan tertentu, seperti pesta pernikahan, tandu digunakan untuk menghantar pengantin wanita ke rumah pengantin pria, baik oleh orang kaya maupun orang miskin. Ada asal usul mengapa tandu digunakan pada pesta pernikahan. Terdapat seorang kaisar bijaksana yang sering melakukan kunjungan ke berbagai daerah. Suatu saat sang kaisar dan para anak buahnya sedang berlalu di sebuah perbukitan, tiba-tiba pemandu memberi tahu bahwa iring-iringan akan terhalang oleh iring-iringan lain. Maka sang kaisar keluar dari tandu untuk melihat apa yang sedang terjadi. Sebuah iring-iringan pernikahan penuh kegembiraan sedang berjalan dengan pengantin wanita mengendarai keledai. Melihat kejadian menggembirakan ...

CINA PERANAKAN - 土 生 华 人 (tu sheng hua ren)

Gong Xi Fat Choi 2563, baru saja tanggal 23 Januri 2012 kemarin seluruh keturunan Cina merayakan Tahun Baru Lunar atau di Indonesia lebih populer dengan nama Tahun Baru Imlek. Saya sendiri adalah keturunan ke-2 yang lahir di Indonesia dari Mama dan keturunan ke-3 yang lahir di Indonesia dari garis keturunan ayah. Dalam bagian ini saya tertarik untuk membahas Cina Peranakan di Indonesia. Kenapa? Hal ini menarik bagi saya karena rupanya banyak sekali teman-teman saya yang berasal dari China ataupun yang sempat bersekolah bahasa di China bingung ketika mencari-cari kosakata yang sebelumnya dianggap "Chinese Language" saat di Indonesia, namun tidak ditemukan dalam bahasa Cina Murni. Sehingga sering terjadi kesalah pahaman. Selain itu adanya menu-menu makanan unik yang dianggap Chinese Food di Indonesia karena embel-embel unsur bahasa Cina, namun tidak ada di Cina sebagai negeri asalnya seperti Lontong Cap Go Meh. Kalau ditanya tentang adat istiadat, banyak se...