Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label tempat bersejarah

Masjid Agung Xi’an - China

Masjid Agung Xi'an disebut sebut sebagai masjid tertua di China. Bangunan masjid yang benar benar menyerupai sebuah kelenteng namun untuk aplikasi yang berbeda dan dengan modifikasi berbagai ornamen khasnya ke dalam bentuk yang lebih Islami. Xi’an adalah ibukota propinsi Shaanxi yang dulunya disebut Chang’an. Xi’an terletak di Huajue distrik, sekitar 120 km sebelah barat gunung Huashan, salah satu dari kelima gunung terkenal di negeri Cina. Xi’an juga merupakan pusat dari 12 dinasti yang ada di Cina. Di kota ini terkenal sebuah bangunan masjid tua yang sudah berumur lebih dari 1000 tahun dan disebut sebut sebagai masjid tertua di China yakni Masjid Agung Xi’an. Masjid Agung Xi’an dibangun pada tahun 742 di tahun pertama pemerintahan Kaisar Tia Bo dari dinasti Tang (618-907). Mesk sudah berusia begitu tua masjid yang lebih mirip sebuah bangunan kelenteng ini masih berfungsi dengan baik hingga kini, dan pada tahun 1998 yang lalu menetapkan bangunan Masjid Ag...

Kim Tek Ie

Summeber : Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Klenteng Kim Tek Ie 2008. Kim Tek Ie  ( Hanzi : 金德院,  pinyin :  Jin De Yuan ) adalah  kelenteng  tertua di  Jakarta , selain  Klenteng Ancol . [1] Klenteng ini dibangun pertama kali pada tahun  1650  dan dinamakan  Kwan Im Teng . Kata Kwan Im Teng kemudian diserap ke dalam Bahasa Indonesia menjadi  klenteng . [2]  Sebelum Perang Dunia II, kelenteng ini merupakan salah satu dari empat kelenteng besar yang berada di bawah pengelolaan  Kong Koan , selain Kelenteng Kuan Im Tong ,  Kelenteng Ancol , dan  Kelenteng Hian Thian Shang Te . Sejarah [ sunting  |  sunting sumber ] Klenteng Kim Tek Ie 1925, gambar dari buku "Tempat-Tempat Sejarah di Jakarta" oleh A. Heuken SJ Kelenteng ini dibangun pada tahun  1650  oleh seorang  Letnan Tionghoa  bernama  Kwee Hoen  dan dinamakan  Kw...

Klenteng Jin De Yuan, Petak 9: Klenteng Multi Agama

Kawasan Glodok, Jakarta Barat, selain terkenal dengan pusat perdagangan elektronik dan kawasan pemukiman kaum Tionghoa, rupanya juga mempunyai cerita unik tersendiri. Petak Sembilan, sebuah kawasan pecinan tua yang mempunyai sejarah panjang yang sampai kini masih bertahan. Sisa-sisa kejayaan perdagangan ini masih dapat kita lihat dari bangunan-bangunan bekas rumah toko yang sepi dan tak terawat. Beberapa masih beroperasi walau jumlahnya masih bisa dihitung dengan jari. Saya selalu tertarik dengan kebudayaan Tionghoa. Bentuk-bentuk bangunan dan tradisi-tradisi mereka begitu unik dan tetap menarik untuk dinikmati. Keinginan ini lah yang membuat saya mendatangi kawasan Petak Sembilan, Glodok, Jakarta Barat, beberapa hari setelah perayaan Cap Go Meh. Saya sengaja datang pada hari biasa karena memang ingin melihat lebih dekat aktivitas keseharian warga Petak Sembilan. Menuju ke kawasan ini sangatlah mudah. Dengan menggunakan busway TransJakarta, kita turun di halte Glodok, kemud...

Pondok Cina

Nama Pondok  Cina  sudah dikenal pada tahun 1690. Bahkan pada tahun 1703 masuk dalam Dagregister (agendaharian) kastil kumpeni. Ketika terjadi gempa bumi kuat pada tahun 1834 yang merusakkan Istana Buitenzorg, rumah Pondok  Cina  itu juga mengalami kerusakan yang parah. Heuken menyebutkan, sejak tahun 1866 rumah itu menjadi milik keluarga Tan. Kemudian rumah itu mengalami perbaikan pada tahun 1898. Tidak diketahui apakah Lauw Tjeng Siang membeli gedung dan tanah itu dari keluarga Tan, ataukah tanah yang ia miliki terletak di tempat lain. Yang jelas, penduduk Depok mengakui pendiri Depok adalah Cornelis Chastelein, anggota Dewan Hindia. Paling tidak, Depok mulai dikenal karena Chastelein, pemilik tanah di Paviljoen-veld (sekarang menjadi Lapangan Banteng), membeli tanah di Srengseng dan Depok pada akhir abad ke-17. Sebelum menjadi milik Chastelein, tanah di Depok itu tercatat...