Langsung ke konten utama

Pondok Cina

encyclopedia/0a6f12444a022be63d289faff470aa54Nama Pondok Cina sudah dikenal pada tahun 1690. Bahkan pada tahun 1703 masuk dalam Dagregister (agendaharian) kastil kumpeni. Ketika terjadi gempa bumi kuat pada tahun 1834 yang merusakkan Istana Buitenzorg, rumah Pondok Cina itu juga mengalami kerusakan yang parah. Heuken menyebutkan, sejak tahun 1866 rumah itu menjadi milik keluarga Tan. Kemudian rumah itu mengalami perbaikan pada tahun 1898. Tidak diketahui apakah Lauw Tjeng Siang membeli gedung dan tanah itu dari keluarga Tan, ataukah tanah yang ia miliki terletak di tempat lain.
Yang jelas, penduduk Depok mengakui pendiri Depok adalah Cornelis Chastelein, anggota Dewan Hindia. Paling tidak, Depok mulai dikenal karena Chastelein, pemilik tanah di Paviljoen-veld (sekarang menjadi Lapangan Banteng), membeli tanah di Srengseng dan Depok pada akhir abad ke-17. Sebelum menjadi milik Chastelein, tanah di Depok itu tercatat atas nama Frederik Henrie Muller, seorang pengukur tanah di lingkungan kumpeni. Karena sering menjadi anggota ekspedisi kumpeni untuk memetakan tanah-tanah bekas milik raja Pakuan, ia mengetahui tanah-tanah yang bagus, termasuk di Depok.
Ketika kopi diperkenalkan sebagai tanaman baru, para pembesar kumpeni berlomba-lomba menanamnya. Seperti Gubernur Jenderal Joan van Hoorn, Chastelein mencoba menanam kopi di Betawi, yang ternyata gagal. Upaya menanam kopi di Depok juga tidak berhasil. Tercatat dalam tahun 1809 di Depok terdapat sebuah kebun dengan 400 pohon kopi. Dan pada tahun-tahun setelah itu tidak ada lagi tanaman kopi di Depok. Orang baru tahu bahwa kopi hanya cocok ditanam di lahan dengan ketinggian 1.700 m di atas permukaan laut. Bila kopi ditanam di dataran seperti Batavia dan Depok, panenannya tidak begitu baik. Berdasarkan pengalaman itu kopi kemudian ditanam di wilayah Cianjur dan sekitarnya.
Ketika Chastelein meninggal pada tahun 1714, ia mewariskan tanahnya di Depok itu kepada budak-budak yang dimerdekakannya, dengan syarat mereka mau masuk agama Kristen. Karena itu pada abad ke-17 dan ke-18 penduduk Depok banyak yang beragama Kristen.

Komentar