Kehidupan keluarga sangat penting dalambudaya China. Selama ribuan tahun, orang-orang China melatih kesetiaan kepada keluarga, ketaatan kepada ayah, dan penghormatan terhadap leluhur. Filsafat dan agama China menekankan nilai-nilai itu. Pada pertengahan 1900-an, kaum Komunis mencoba untuk mengganti kesetiaan kepada keluarga dengan loyalitas kepada kelompok kerja. Perubahan sosial dan ekonomi lainnya pada akhir 1900-an semakin merusak nilai-nilai keluarga tradisional China.
Seiring waktu, hubungan dalam keluarga China telah berubah menjadi kurang formal. Orang tua tidak lagi mengharapkan anak-anak mereka untuk menunjukkan kepatuhan buta. Di masa lalu, orang tua melakukan perjodohan untuk anak-anak mereka dan memilih siapa anak-anak yang akan menikah. Kini, banyak anak muda China yang memilih pasangan hidupnya sendiri, walaupun biasanya harus dengan persetujuan orang tua mereka. Orang tua masih membantu mengatur pernikahan di daerah pedesaan.
Keluarga China tradisional menghargai anak laki-laki jauh lebih tinggi daripada anak perempuan. Seorang suami bisa menceraikan istrinya jika ia tidak bisa melahirkan anak laki-laki. Bahkan dalam beberapa kasus, anak perempuan dibunuh saat lahir untuk mengalihkan sumber daya (uang, tenaga, pikiran, waktu) bagi anak laki-laki. Saat ini, kebijakan sosial di China menekankan bahwa keluarga harus menghargai anak perempuan dan anak laki-laki dengan adil dan setara.
Pemerintah Komunis sangat mendukung gagasan bahwa kaum perempuan juga harus memberikan kontribusi pada pendapatan keluarga dan berpartisipasi dalam kegiatan sosial danpolitik. Wanita melakukan banyak jenis pekerjaan di luar rumah. Banyak suami muda yang membantu berbelanja, membersihkan rumah, memasak, dan merawat anak-anak. Namun, kesetaraan antara jenis kelamin lebih diterima secara luas di kota-kota daripada di pedesaan.
Komentar
Posting Komentar
Mohon untuk tidak memasang Iklan
ADMIN