Tradisi Mengantar Dewa Dapur sebelum Tahun Baru Imlek
– Menurut Kepercayaan warga Tionghoa, para Dewa-dewi yang dipimpin oleh
Dewa Dapur akan berangkat ke Surga setiap bulan 12 tanggal 24
penanggalan Imlek. Para Dewa-dewi terutama dewa dapur yang ditugaskan di
alam manusia tersebut akan melaporkan segala perbuatan manusia kepada
Kaisar Langit. Berdasarkan laporan tersebut, Kaisar Langit kemudian akan
menentukan keberuntungan manusia-manusia di bumi ini pada tahun
selanjutnya. Oleh karena itu, ritual atau sembahyang pengantaran Dewa
ini merupakan tradisi yang sangat penting bagi masyarakat Tionghoa
sebelum menyambut Tahun Baru Imlek.
Pada umumnya, Sembahyang atau Ritual pengantaran Dewa Dapur pada
bulan 12 tanggal 24 ini dilakukan pada dini hari. Setelah Dewa dapur
berangkat ke alam Surga, bukan berarti tidak ada dewa yang memantau
perbuatan manusia. Karena saat Dewa Dapur berada di Surga, masih ada
dewa-dewa penggantinya yang akan melaksanakan tugas dewa dapur tersebut
hingga Dewa Dapur kembali ke alam manusia.
Ada istilah yang mengatakan “Mengantar Dewa pada pagi hari, Menjemput
Dewa pada malam hari” atau dalam bahasa Mandarin disebutkan
“送神早,接神晚”[“sòng shén zǎo, jiē shén wǎn”]. Oleh karena itu, biasanya
masyarakat Tionghoa akan melakukan sembahyang pengantaran Dewa pada dini
hari sebelum mereka tidur. Tujuannya adalah agar Dewa Dapur cepat tiba
di Surga sehingga mendapatkan tempat yang terbaik untuk memberikan
laporan terbaik untuk mereka.
Selain harus mengantar Dewa dapur pada dini hari, ada juga tradisi
yang mengatakan “Angin Mengantarkan Dewa, Hujan Menjemput Dewa” atau
dalam bahasa Mandarin disebutkan dengan “送神风,接神雨” [“sòng shén fēng, jiē
shén yǔ”]. Istilah ini menyatakan harapan bahwa pada waktu pengantaran
dewa diharapkan ada angin yang membantu para Dewa berangkat ke Surga,
sedangkan pada hari penjemputan Dewa diharapkan ada Hujan yang membantu
para Dewa turun ke Alam Manusia. Hari Penjemputan Dewa Dapur pada
umumnya dilakukan di tanggal 4 bulan 1 penanggalan Imlek.
Pada umumnya Masyarakat Tionghoa akan mempersembahkan beberapa
makanan pada saat pengantaran Dewa Dapur, terutama makanan yang
mengandung rasa Manis seperti Permen, Buah-buahan, sup manis dan Kue
manis. Selain makanan manis, warga Tionghoa juga mempersembahkan makanan
lainnya seperti Tiga Jenis Daging Hewan (Daging Babi, Ikan, dan Ayam)
serta minuman Arak. Dengan adanya makanan yang enak-enak serta
mengandung rasa manis ini, diharapkan Dewa Dapur dapat melapor segala
sesuatu yang baik saja sedangkan laporan tentang hal-hal dapat
diminimalisasikan.
Pada tanggal 24 bulan 1 penanggalan Imlek ini, setelah Dewa Dapur
berangkat ke Surga, umumnya masyarakat Tiongkoa akan membersihkan dan
mempercantik isi rumah. Kegiatan ini biasanya disebut dengan Qing Chen
[清尘] atau pembersihan debu. Pada umumnya, pembersihan debu ini juga
termasuk membersihkan altar dewa dapur sehingga harus dilakukan pada
saat Dewa Dapur berangkat ke Surga. Hal ini untuk menghormati Dewa
Dapur, karena membersihkan Altar dan Patung/Gambar Dewa Dapur pada saat
Dewa Dapur masih berada di alam manusia merupakan hal yang tidak baik
dan kurang menghormati Dewa Dapur.
Dengan adanya kegiatan Pembersihan Debu ini, diharapkan semua
ketidakberuntungan dapat disapu bersih sehingga Tahun depan akan lebih
baik dari Tahun sekarang ini. Ada pantangan bahwa jika ada anggota
keluarga yang meninggal dunia, keluarga tersebut tidak diperbolehkan
untuk melakukan Sembahyang Pengantaran Dewa dan juga tidak diperbolehkan
untuk melakukan kegiatan Pembersihan Debu.
Komentar
Posting Komentar
Mohon untuk tidak memasang Iklan
ADMIN