Li Xinglin, Ahli Totok Titik Akupunktur TiongkokDi kota Changchun daerah Dongbei, Tiongkok ada seseorang yang dikenal masyarakat dapat menguasai "ilmu sakti" menotok titik akupunktur ini, telah mempelajari ini sejak usia 7 tahun. Kini Li sudah berusia 80 tahun lebih, ilmu yang dilatih sudah lebih dari 70 tahun, karena Li sekarang bekerja sebagai petugas ronda sukarela, membuatnya mempunyai ruang baru untuk memanfaatkan ilmunya, sekaligus juga memperbaiki keamanan di lingkungan sekitarnya. Pak tua Li Xinglin menetap di pemukiman Changyuan wilayah Nanguan di kota Changchun, adalah seorang jagoan di tengah masyarakat yang menguasai "ilmu sakti" menotok titik akupunktur. Setelah pensiun dari kemiliteran, Li bekerja sebagai petugas ronda sukarela di lingkungan tempat tinggalnya. Selama 7 tahun terakhir ini, Li telah memanfaatkan ilmu menotok titik akupunktur ini untuk menangkap lebih dari 100 pencuri di pemukiman tersebut. Ayah dan kakek Li Xinglin keduanya pernah belajar ilmu beladiri di Vihara Shaolin di Gaoshan, propinsi Henan. Li Xinglin sudah mulai mempelajari ilmu totok akupunktur ini dari kedua sepuh-nya sejak berusia 7 tahun. "Pada awal mula latihan, karena kekuatan masih kurang dan belum menguasai letak titik akupunktur dengan tepat, sering kali setelah menotok sama sekali tidak ada reaksi apa pun, bahkan sampai jari tangan saya ini membengkak pun belum juga bisa menguasainya. Sampai akhirnya perlahan – lahan saya dapat menguasai kuncinya." Selama belasan tahun, Li Xinglin selalu giat berlatih, sekaligus juga saling mencoba ilmu dengan ayah dan paman. "Berlatih di hari-hari yang paling dingin pada musim salju, berlatih di hari-hari yang paling panas pada musim panas", setelah latihan dengan susah payah selama bertahun-tahun, akhirnya beliau menguasai ilmu pamungkas ini, dan dapat mencari secara tepat banyak titik akupunktur yang ada pada tubuh manusia. Bunuh 4 Tentara Jepang dalam tanding beladiri Setelah meletusnya peristiwa "18 September" (Jepang menyerang Tiongkok pada 1931), 3 propinsi di wilayah Dongbei jatuh ke tangan musuh. Pada 1942, beberapa orang Bushido Jepang menggelar panggung duel di kota Changchun, dan secara terbuka menantang ilmu silat Tiongkok. Pada waktu itu Li Xinglin yang masih berusia 16 tahun, tidak mampu menahan gemuruh emosi di dadanya, dan maju untuk menerima tantangan duel itu. Li Xinglin berkata, "Hari pertama saya sudah membunuh 1 orang Jepang di tempat, hari kedua 3 orang Jepang lainnya juga mati di bawah tangan saya. Perasaan saya saat itu sangat puas, orang Jepang menggunakan Judo, saya menggunakan Kungfu Tiongkok, terutama adalah ilmu menotok titik akupunktur dan ilmu meringankan tubuh, dengan mudah saya membunuh 4 orang jagoan Jepang." Tindakannya itu membuat orang Jepang marah, disebarlah satuan intel untuk menangkapnya. Li Xinglin yang mendapatkan informasi itu langsung melarikan diri malam itu juga, setelah itu ia pun masuk ke dalam satuan militer. Li Xinglin menceritakan pada wartawan, ilmu menotok titik akupunktur dan ilmu meringankan tubuhnya telah membantunya membunuh banyak sekali musuh di medan perang. Ia berkata, umumnya berperang di garis depan untuk jarak dekat ia tidak pernah membawa senapan. "Tanpa membawa senapan akan lebih mudah bagi saya untuk mengembangkan ilmu silatnya yaitu ilmu menotok titik akupunktur dan ilmu meringankan tubuh ini." Dua keahliannya dengan mudah taklukkan pencuri Sejak 1998, Li Xinglin pensiun dari kemiliteran, dan menjadi petugas ronda sukarela. "Ketika melihat ada maling, jurus pamungkas saya adalah menyerang dari belakang, terlebih dulu saya menggunakan 3 jari menotok beberapa titik pada punggung pencuri, jika masih belum dapat menghentikan si pencuri, saya akan menotok titik ‘Tai Yang’ si pencuri. Mengandalkan ‘dua jurus’ ini, setiap kali saya selalu berhasil menangkap pencuri. Biasanya pencuri yang berhasil saya tangkap akan pingsan sementara, dan dia akan sadar kembali 1 menit kemudian setelah saya membebaskan titik itu. Titik "Tai Yang" ini adalah titik yang paling efektif dan paling praktis." Li Xinglin menceritakan pengalamannya menangkap pencuri, meskipun sudah berusia 80 tahun lebih, jiwa kesatria pada pak tua ini seakan tak pernah pudar sedikit pun. Menurut cerita selama 7 tahun belakangan ini dia sudah berhasil menangkap lebih dari 130 pencuri, keamanan sekitar pemukimannya jauh lebih baik jika dibandingkan dengan yang lainnya. Seorang polisi dari kantor polisi wilayah Changyuan memberitahu kepada wartawan, "Sejak Bapak Li secara sukarela menjadi penjaga untuk menangkap maling, keamanan di pemukiman kami ini sudah jauh lebih baik, ditambah lagi kerja keras kami, sekarang ini pemukiman kami boleh dibilang adalah yang terbaik di wilayah Nanguan. Bapak Li sangat lihai dalam hal menangkap maling, saya pernah melihat dengan mata kepala sendiri ilmu kungfunya, memang luar biasa." Menurut penjelasan salah satu rekan media yang ikut serta, ilmu meringankan tubuh pak tua ini juga masih sangat hebat, sekarang ini beliau masih mampu melompat setinggi 2 meter dari tanah.Karena ilmu pamungkas yang dimiliki oleh Li Xinglin, dan selalu berhasil menangkap pencuri, Li cukup terkenal di daerahnya. Di dekat kediaman Li Xinglin ada sebuah pasar, meskipun barang dagangan di sana sangat beraneka ragam, harganya juga murah, namun perputaran ekonomi di sana kurang begitu baik. Akan tetapi sejak Li Xinglin berhasil menangkap pencuri yang berkeliaran di sekitar pasar itu dengan ilmu totokan akupunkturnya, sejumlah warga kota berdatangan membeli sayur di pasar tersebut untuk menyaksikan secara langsung kehebatan kungfu Li Xinglin, sehingga menggairahkan perdagangan di pasar yang tadinya sepi itu. "llmu menotok titik akupunktur termasuk salah satu Qigong (istilah moderen bagi latihan kultivasi tradisional), setidaknya dibutuhkan waktu belasan sampai 20 tahun untuk melatihnya. Saya sudah mulai berlatih sejak usia 7 tahun, setelah 5 tahun berlatih, ketepatan saya menotok hanya mencapai 50% saja, setelah saya berusia 20 tahun barulah saya dapat mengerahkan ilmu ini sesuai dengan keinginan. Sekarang saya dapat dengan mudah menotok titik-titik seperti titik Qiangjian, Naohu, Fengfu, Dazhui, Taodao, Shenzhu, Shendao, Lingtai dan lain–lain. Jika di musim dingin lebih banyak baju yang dipakai, saya akan menotok titik Taiyang(di dua pelipis kepala), titik ini juga merupakan titik yang paling saya kuasai." Dengan serius Li Xinglin menjelaskan, "Orang yang memiliki dasar ilmu selama bertahun–tahun seperti saya ini, dapat mengetahui letak titik akupunktur secara pasti. Dengan 3 jari yang tengah itu saja menotok lawan, ibu jari dan kelingking tidak digunakan. Tenaga tidak boleh terlalu kuat, juga tidak boleh terlalu lemah. Terlalu kuat akan menghancurkan tulang, tidak ada gunanya, jika terlalu lemah maka tidak akan membawa hasil." Para penduduk setempat banyak yang ingin menjadi murid Li Xinglin, bahkan banyak juga orang dari luar daerah yang datang karena mendengar nama besarnya. Juga ada sejumlah sekolah silat dan perguruan kepolisian yang memberikan fasilitas mewah agar Li bersedia mengajar di tempat mereka, namun semua itu ditolak oleh Li Xinglin. Li mengatakan, "Anak muda jaman sekarang emosinya terlalu besar, suka membuat keonaran, saya takut orang yang mempelajari ilmu ini akan melakukan kejahatan, itu adalah telah berbuat dosa! Apalagi anak-anak jaman sekarang terlalu manja, tidak mau bersusah payah, mana mungkin mereka bisa mempelajari ilmu ini dengan baik? Usia saya sudah sangat tua, stamina saya sudah menurun, belajar ilmu menotok titik akupunktur juga tidak akan rampung dalam 1 atau 2 hari. |
Kumpulan Tulisan Cendekiawan Indonesia
Komentar
Posting Komentar
Mohon untuk tidak memasang Iklan
ADMIN