Budaya-Tionghoa.Net| Di negeri Timur yang penuh misteri nun jauh disana, merupakan kampung halaman para dewa dalam legenda, sehingga memiliki nama Shenzhou 神州 atau "Benua Dewata" . Rakyat dari negeri dewata ini dari jaman dulu hingga sekarang menyebut negeri mereka adalah negeri pusatnya dunia,sehingga disebut Zhongguo atau Tiongkok ä¸å›½, yang arti harafiah adalah Negara Pusat. Dengan sejarahnya yang panjang dan berkesinambungan , Tiongkok melahirkan budaya dan peradaban yang sedemikian luas dari bentuk yang sederhana tumbuh berkembang menjadi semakin kompleks dan karena sentralitasnya , menjadi pusat dunia yang mempengaruhi kawasan sekitar.
Spesifikasi dari tradisi rakyat Tiongkok adalah memuja Langit ( Tian) dan menghormati leluhur 敬天ç¥ç¥–. Bahkan leluhur sendiri dipuja layaknya memuja dewa, sesuatu hal yang sangat berbeda dengan tradisi bangsa lainnya didunia ini. Kata-kata yang umumnya didengar dan diucapkan "lao tianye baoyou è€å¤©çˆ·ä¿ä½`" , "Langit melindungiâ€, “ lao zuzong baoyou è€ç¥–å®—ä¿ä½` leluhur melindungiâ€. Dan prinsip-prinsip itu senantiasa terpatri dalam benak dan sanubari terdalam orang Tionghoa dalam kesehariannya. Jadi, bagaimanakah sebenarnya konsep “ Tian / langit “ itu dalam pikiran orang Tionghoa? Mengapa kita mempercayai leluhur laiknya dewa yang memiliki kuasa yang tiada tara untuk melindungi anak cucu dan keturunannya? Mari kita bahas dari sudut pandang spesifikasi tradisi Tionghoa memuja Tian/langit dan menghormati leluhur.
Budaya Tentang Mitos Dewa - Mengapa Orang Tionghoa Memuja Langit [Tian]
Budaya Tentang Mitos Dewa - Mengapa Orang Tionghoa Memuja Langit [Tian]
Membaca dan menganalisa keseluruhan sejarah Tiongkok, dimulai dari legenda tentang Pangu ç›˜å¤ mentransformasi alam semesta. [1] Figur lain adalah Nvwa 女娲, Fuxi ä¼ç¾²ï¼Œ Shennong 神农 yang merupakan tiga dewa utama. Para sejarahwan jaman kini selalu beranggapan bahwa kisah tersebut merupakan legenda atau mitos. Di masa legenda ini , tokoh-tokoh yang muncul adalah tokoh yang memiliki kesaktian dewata yang tak terhingga.
Yang pertama tentunya adalah Nvwa 女娲,beliaulah dewi yang menciptakan leluhur orang Tionghoa dengan tanah yang berasal dari langit yang mencontoh wujud dewa sehingga terciptalah orang Tionghoa. Dan demi perkembangan umat manusia, bersamaan dengan ini dewi Nvwa menciptakan juga mahkluk- mahkluk hidup untuk mendampingi umat manusia. Manusia yang dibuat meniru dewa tidak bisa disamakan dengan semua mahkluk baik itu hewan maupun tumbuh-tumbuhan, karena itu Nvwa membuat sistem dan peraturan pernikahan untuk umat manusia, agar manusia tidak sembarang berhubungan dengan binatang, sehingga Nvwa memiliki juga sebutan lain yakni dewi “pernikahanâ€, dengan ini umat manusia bisa beranak cucu meneruskan keturunannya didunia ini.
Dewa utama yang kedua adalah Fuxi ä¼ç¾². Fuxi merupakan seorang dewa yang memiliki kemampuan yang luar biasa dengan mendirikan hierarki pejabat pemerintah dan cara memerintah terhadap rakyat. Fuxi mengajari orang membuat jala menangkap ikan, serta memelihara ternak. Jasa Fuxi yang paling penting adalah menciptakan “ heksagram†atau bagua å…«å¦, atau yang biasa disebut bagua dari Fuxi, xiantian bagua å…ˆå¤©å…«å¦ bagua illahi,yang merupakan Yijing æ˜"ç» paling awal. Simbol bagua ini merupakan cara menaati perintah Langit untuk manusia, karena itu orang Tionghoa selalu membicarakan dan menjelaskan tentang perubahan alam/langit dan mandat langit tidak boleh dilanggar. Adanya perhormatan tak terhingga kepada langit, dan hukum perubahan dari kondisi alam inilah yang disebut “Daoé"â€. Dikemudian hari , Raja Wen dari Dinasty Zhou ( Zhou Wen Wang) dengan berlandaskan diagram dari Bagua Fuxi kemudian membuat sebuah kitab yang disebut Zhou Yi atau Kitab Perubahan Zhou. Kitab perubahan atau Yijing dibuat dari simbol-simbol Bagua Fuxi yang kemudian bermanisfestasi menjadi tulisan dalam sebuah kitab,yakni Zhou Yi Zå`¨æ˜" ini kita sebut Houtian Bagua åŽå¤©å…«å¦ atau bagua duniawi.
Sampailah masa Kongzi å"å, manusia sudah tidak berlandaskan Dao lagi dalam kehidupannya, sehingga dimulailah dengan tulisan-tulisan untuk menjelaskan Yijing tersebut, sesungguhnya semakin terpaku pada tulisan-tulisan , semakin sulit untuk memahami Dao yang merupakan berwujud tentang perubahan alam yang sejatinya mewakili langit,bumi dan manusia. Di Tiongkok , gejala alam / astronomis 天象 dan "Mandat Langit 天å`½" , selalu digunakan sebagai pedoman dan patokan oleh setiap raja maupun kaisar pada setiap dinasti, yang mana digunakan sebagai peringatan maupun legitiminasi kepada dirinya dalam memerintah. Meskipun sekarang adalah jaman yang sudah maju ilmu pengetahuan dan teknologinya, tapi para ilmuwan sangatlah tertarik akan yijing atau bagua ini, mengapa hanya beberapa simbol "Gua å¦è±¡" ini memiliki kemampuan ramalan yang tidak bisa dijelaskan oleh para ilmuwan sekalipun. Inilah sebuah kitab yang menyampaikan informasi dari Tian / langit kepada manusia, jelasnya bukanlah dibuat dengan kepintaran manusia, dan ia menyadarkan manusia agar tidak lupa akan kekerdilannya didunia ini.
Dewa utama yang ketiga adalah Shennong ( dewa pertanian), atau terkadang dikaitkan dengan kaisar Yan atau Yandimerupakan dewa yang mengajari umat manusia membuat alat pertanian, membuka lahan untuk bercocok tanam menanami padi-padian, dan kesaktiannya dalam mengajari umat manusia bercocok tanam sehingga beliau disebut 神农 Shennong yang artinya dewa pertanian. Dalam kitab “Catatan Sejarah†atau Shiji å²è®° disebutkan bahwa “神农å°ç™¾è‰ï¼Œå§‹æœ‰åŒ»è¯â€ yang artinya Shennong mencicipi atau mencoba berbagai jenis tanaman sehingga baru ada kedokteran dan pengobatan. Adalah jasa Shennong terhadap orang Tionghoa untuk meletakkan fondasi sistem kedokteran dan pengobatan Tionghoa yang sangat lengkap.
Dewa utama yang ketiga adalah Shennong ( dewa pertanian), atau terkadang dikaitkan dengan kaisar Yan atau Yandimerupakan dewa yang mengajari umat manusia membuat alat pertanian, membuka lahan untuk bercocok tanam menanami padi-padian, dan kesaktiannya dalam mengajari umat manusia bercocok tanam sehingga beliau disebut 神农 Shennong yang artinya dewa pertanian. Dalam kitab “Catatan Sejarah†atau Shiji å²è®° disebutkan bahwa “神农å°ç™¾è‰ï¼Œå§‹æœ‰åŒ»è¯â€ yang artinya Shennong mencicipi atau mencoba berbagai jenis tanaman sehingga baru ada kedokteran dan pengobatan. Adalah jasa Shennong terhadap orang Tionghoa untuk meletakkan fondasi sistem kedokteran dan pengobatan Tionghoa yang sangat lengkap.
Dari jaman dahulu sampai sekarang , Kitab Bencao æœ¬è‰ (kitab tentang obat-obatan Tionghoa / herbal) merupakan dasar dari obat-obatan Tionghoa atau zhongyao ä¸è¯. Dan perkembangan obat-obatan Tiongkok selama ribuan tahun , dikembangkan dan berpatokan pada landasan obat-obatan yang ditemukan oleh Shennong. Sampai hari ini juga , Shennong merupakan penemu yang sangat dihormati dan dipuja dalam dunia pengobatan Tiongkok. Dari hal ini bisa kita bisa lihat, Shennong telah meninggalkan jejaknya di Tiongkok. Andaikata “Kitab Pengobatan atau Bencao 本è‰â€ hanyalah kristalisasi pengalaman dan penemuan dari leluhur pendahulu, sekarang mungkin standar pengobatan Tionghoa hanya akan sama dengan standar pengobatan bangsa Indian di Amerika sana. Bencao æœ¬è‰ merupakan pencatatan sejarah mengenai sistem teori dan analisis pengobatan dan kedokteran yang kuno nan apik dan lengkap. Teori kedokteran dan pengobatan Tionghoa mengandung konsep mendalam tentang “Dao†didalamnya, yang berisi tentang konsep tiancai, yakni tian, di, ren ( langit, bumi dan manusia), teori tentang lima unsur yang saling menggerakkan, inilah rahasia tidak bisa dipecahkan oleh orang yang tidak mempercayai adanya dewa ( a-pantheist).[2]
Dari potongan-potongan sejarah Tiongkok ini mengenai apa yang dilakukan oleh Tiga Kaisar atau Sanhuang(dewa) Tiongkok dalam masa yang begitu jauh kebelakang. Kita bisa melihat dengan jelas sekali bahwa Tiongkok merupakan tanah dimana manusia (Tionghoa) pernah bersua bersama dengan para dewa. Para dewa menurunkan kebudayaan secara langsung kepada umat manusia, dimasa dimana budaya dan peradaban yang diturunkan oleh para dewa sangatlah panjang dan berkesinambungan sehingga semakin solid , kuat dan kompleks. Karena itu pandangan orang Tionghoa terhadap penghormatan kepada Langit sungguh tiada tara. Memuja langit bukan hanya merupakan manisfestasi dari budaya untuk mempercayai adanya dewa saja, tetapi yang paling penting adalah melambangkan budaya yang diturunkan oleh para dewata dan manisfestasi dari eksistensi para dewa-dewa Tiongkok.
Dari potongan-potongan sejarah Tiongkok ini mengenai apa yang dilakukan oleh Tiga Kaisar atau Sanhuang(dewa) Tiongkok dalam masa yang begitu jauh kebelakang. Kita bisa melihat dengan jelas sekali bahwa Tiongkok merupakan tanah dimana manusia (Tionghoa) pernah bersua bersama dengan para dewa. Para dewa menurunkan kebudayaan secara langsung kepada umat manusia, dimasa dimana budaya dan peradaban yang diturunkan oleh para dewa sangatlah panjang dan berkesinambungan sehingga semakin solid , kuat dan kompleks. Karena itu pandangan orang Tionghoa terhadap penghormatan kepada Langit sungguh tiada tara. Memuja langit bukan hanya merupakan manisfestasi dari budaya untuk mempercayai adanya dewa saja, tetapi yang paling penting adalah melambangkan budaya yang diturunkan oleh para dewata dan manisfestasi dari eksistensi para dewa-dewa Tiongkok.
Autor : Liu Weilin (Budaya-Tionghoa.Net)
Komentar
Posting Komentar
Mohon untuk tidak memasang Iklan
ADMIN