Memerangi kerajaan Jin
Nenek-moyang
kerajaan Jin berasal dari suku Jurchen. Suku Jurchen berhasil
menguasai wilayah utara China selama lebih dari 100 tahun. Hal ini akan
menjadi kesulitan besar untuk Jenghis Khan dalam menunaikan tugasnya.
Kerajaan Jin memiliki jumlah pasukan yang hampir mendekati jutaan jiwa
(lebih dari 10 kali lipat dari pasukan Jenghis Khan pada waktu itu).
Mereka hidup aman dibalik tembok kerajaan yang besar dan susah untuk
diserang. Jenghis Khan berhasil meruntuhkan semangat perang dan
kekuataan kerajaan Jin dalam berbagai peperangan. Salah satunya adalah
perang di Tebing Serigala Liar, dimana Jenghis Khan yang hanya memiliki
pasukan tidak lebih dari 100.000 tentara berhasil membabat pasukan
musuh yang besarnya lebih dari setengah juta jiwa. Kejayaan Jenghis
Khan terbukti dari keberhasilannya dalam merebut ibukota kerajaan Jin,
Dadu, yang sekarang ini menjadi Beijing. Para seniman (artis), ahli
senjata (terutama ahli senjata berat/siege weapon), dan barang
berharga, semuanya dibawa kembali ke Mongolia sebagai budak dan
rampasan perang.
Invasi ke Timur Tengah
Jengish
Khan. Itulah nama seorang tokoh dunia yang berasal dari negeri
Mongolia karena kejayaannya menguasai berbagai wilayah. Jenghis Khan
juga dieja Genghis Khan, Jinghis Khan, Chinghiz Khan, Chinggis Khan,
Changaiz Khan, dll, nama asalnya Temüjin, juga dieja Temuchin atau
TiemuZhen, (sek. 1162 - 18 Agustus 1227) adalah khan Mongol dan ketua
militer yang menyatukan bangsa Mongolia dan kemudian mendirikan
Kekaisaran Mongolia dengan menaklukkan sebagian besar wilayah di Asia,
termasuk utara Tiongkok (Dinasti Jin), Xia Barat, Asia Tengah, Persia,
dan Mongolia. Penggantinya akan meluaskan penguasaan Mongolia menjadi
kekaisaran terluas dalam sejarah manusia. Dia merupakan kakek Kubilai
Khan, pemerintah Tiongkok bagi Dinasti Yuan di China.
Kehidupan awal
Jenghis
Khan dilahirkan dengan nama Temüjin sekitar tahun 1162 dan 1167, anak
sulung Yesügei, ketua suku Kiyad (Kiyan). Sedangkan nama keluarga dari
Yesügei adalah Borjigin (Borjigid). Temujin dinamakan seperti nama
ketua musuh yang ditewaskan ayahnya. Temujin lahir di daerah pegunungan
Burhan Haldun, dekat dengan sungai Onon dan Herlen. Ibu Temujin,
Holun, berasal dari suku Olkhunut. Kehidupan mereka berpindah-pindah
layaknya seperti penduduk Turki di Asia Tengah. Saat Berumur 9 tahun,
Temujin dikirimkan keluar dari sukunya karena ia akan jodohkan kepada
Borte, putri dari suku Onggirat.
Ayah Temujin, Yesugei meninggal
karena diracuni suku Tartar tepat pada saat ia pulang setelah
mengantar Temujin ke suku Onggirat. Temujin pun dipanggil pulang untuk
menemui ayahnya. Yesugei memberi pesan kepada Temujin untuk membalaskan
dendamnya dan menghancurkan suku Tartar di masa depan. Kehidupan
Temujin bertambah parah setelah hak kekuasaannya sebagai penerus kepala
suku direbut oleh orang lain dengan alasan umur Temujin yang masih
terlalu muda. Temujin dan keluarganya diusir dari sukunya karena ia
ditakuti akan merebut kembali hak kekuasaannya atas suku Borjigin.
Hidup Temujin dan keluarganya sangat menderita. Dengan perbekalan
makanan yang sangat terbatas, Ia dan adik-adiknya hidup dengan cara
berburu. Pada saat ia menginjak remaja, kepala suku Borjigin
mengirimkan pasukan untuk membunuh Temujin. Temujin berhasil tertangkap
dan ditawan oleh musuhnya, namun ia berhasil kabur dari tahanan dan
dengan pertolongan dari orang-orang yang masih setia kepada Yesugei.
Pada saat menginjak dewasa, Temujin berjuang dan mengumpulkan
kekuatannya sendiri.
Latar perjuangan : Menyatukan Mongolia
Temujin
mempunyai teman baik yang juga merupakan saudara angkatnya, yang
bernama Jamukha. Ia pernah berkali-kali ditolong oleh Jamukha, yang
merupakan keturunan dari suku Jadaran. Bersama-sama dengan saudara
angkatnya, Temujin berhasil merebut kembali hak kekuasaannya atas
sukunya dan juga perserikatan Mongolia yang didirikan ayahnya dahulu.
Waktu demi waktu, wilayah Temujin menjadi semakin besar, yang dilakukan
dengan cara menghancurkan musuh-musuhnya dan menggabungkan suku-suku
dalam perserikatan Mongolia. Musuh terbesar Temujin dalam sejarah
ternyata adalah saudara angkatnya sendiri, Jamukha, yang sering
mengadu-domba Temujin dengan suku-suku lainnya, termasuk ayah angkat
Temujin sendiri yang bernama Wang Khan. Setelah Temujin berhasil
menyisihkan musuh-musuhnya dan melaksanakan perintah almarhum ayahnya,
Yesugei, ia kemudian juga berhasil membalaskan kematian nenek-moyangnya,
yang dibunuh oleh kerajaan Jin. Temujin kemudian diangkat menjadi Khan
dengan gelar Jenghis Khan; yang artinya "Khan dari Segala-galanya".
Tentara
Mongol pimpinan Hulagu tiba di luar kota Baghdad pada bulan November
1257. Hulagu mengirim utusan kepada khalifah Al-Musta'sim agar
menyerah, tetapi khalifah menolak dan memberi peringatan kepada Hulagu
bahwa mereka akan menghadapi murka Allah jika mereka tetap menyerang
kekhalifahan yang dipimpinnya.
Banyak
catatan sejarah yang menyebutkan bahwa ini adalah kesalahan fatal dari
khalifah karena segera membuat Hulagu marah dan mempunyai alasan untuk
membumihanguskan Baghdad dan membantai warganya padahal khalifah waktu
itu masih belum bisa untuk menyiapkan serangan, merekrut tentara
maupun memperkuat benteng disekitar Baghdad jadi intinya belum siap
menghadapi serbuan bangsa Mongol.
Hulagu
segera membagi pasukannya menjadi dua bagian besar untuk menyerbu
Baghdad yaitu dari Barat dan Timur sungai Tigris. Awalnya pasukan
muslim berhasil memukul mundur serbuan dari barat, tetapi mereka
berhasil dikalahkan di pertempuran berikutnya. Serangan bangsa Mongol
ini berhasil menyusup ke garis belakang pasukan muslim dan mereka tanpa
ampun membantainya dan sebagian mati tenggelam.
Pada
tanggal 29 Januari 1258, kota Baghdad mulai dikepung dibawah pimpinan
jendral China, Guo Khan. Pada tanggal 5 Februari, mereka berhasil
menguasai benteng disekitar baghdad. Khalifah kemudian berusaha
bernegosiasi dengan Hulagu tetapi ditolaknya. Akhirnya pada tanggal 10
Februari, Baghdad resmi menyerah.
Pasukan
Mongol mulai memasuki kota pada tanggal 13, dimana minggu itu
merupakan minggu yang sungguh penuh darah dan jerit tangis warga kota
Baghdad. Pembantaian, penjarahan, pemerkosaan dan pembakaran terjadi
dimana-mana. Bangsa Mongol menjarah dan menghancurkan Masjid,
perpustakaan, istana, rumah sakit, dan juga banyak bangunan bersejarah.
Perpustakaan kota Baghdad (saat itu Baghdad terkenal sebagai pusat
ilmu pengetahuan dunia) yang penuh dengan buku-buku sejarah, kedokteran
dan astronomy dan lainnya dijarah dan semua bukunya dilempar ke sungai
Tigris, para saksi mata mengatakan sungai tigris berubah warnanya
menjadi hitam dikarenakan saking banyaknya buku yang terendam sehingga
tintanya luntur.
Khalifah
Al-Mus'tasim ditangkap dan disuruh melihat rakyatnya yang sedang
disembelih dijalan-jalan dan hartanya yang dirampas. Kemudian setelah
itu khalifah dibunuh dengan cara dibungkus dengan permadani dan
diinjak-injak dengan kuda sampai mati. Semua anaknya dibunuh kecuali
satu yang masih kecil dijadikan budak dan dibawa ke Mongol.
Sejarawan
Islam, Abdullah Wassaf memperkirakan pembantaian warga kota Baghdad
mencapai beberapa ratus ribu orang. Ian Frazier dari majalah The New York Worker memberi perkiraan sekitar 200 ribu sampai dengan 1 juta orang.
Setelah kehancuran ini, kota Baghdad tidak pernah lagi menjadi pusat Kebudayaan dan Ilmu Pengetahuan dunia.
Populasi
rakyat Timur Tengah berkurang hingga 1/10, dan wilayah Mongolia pun
bertambah luas sampai kebagian barat benua Asia. Sejarah pernah
mencatat bahwa pada saat Jenghis Khan mundur kembali ke Mongolia, ia
sempat memerintahkan dua jendral terbaiknya, Jebe dan Subotai Baatur
untuk menyelidiki daerah barat dan membasmi sisa musuh sampai ke
wilayah Russia. Jebe dan Subotai pernah menginjak daratan Eropa pada
saat itu, dan mengalami konfrontasi dan menghancurkan pasukan Salib
yang hendak menyerang wilayah Arab. Sumber konfrontasi itu diperkirakan
terjadi karena pasukan Salib dari Eropa mengira pasukan Mongol adalah
pasukan Arab. Wilayah Timur Tengah kemudian dibagi-bagi dan dikuasai
oleh putra-putra Jenghis Khan.
Akhir hidup Jenghis Khan
Jenghis
Khan yang sudah berumur tua dipaksa untuk memimpin pasukan untuk
menghancurkan kerajaan Abbasiyah untuk kesekian kalinya, namun
ketidak-cakapan para pasukan dan seringnya melakukan mabuk-mabukan
memperlemah pasukan militernya. Ia meninggal dalam perjalanan dan
dirahasiakan oleh panglima-panglima setianya sampai musuh berhasil
ditaklukan. Kuburan Jenghis Khan dirahasiakan agar tidak dirusak oleh
orang lain. Kekuasaan Mongol diwariskan kepada putra ketiganya, Ogodai
Khan. Alasan Jenghis Khan menunjuk putra ketiganya untuk meneruskan
tahta warisnya, disebabkan oleh keahlian yang dimiliki Ogodai Khan dalam
bernegoisasi, memimpin negara dan sifatnya yang tidak sombong (tidak
seperti kedua kakaknya yang sering bertempur satu sama lain). Mongolia
setelah Jenghis Khan
Ogodei Khan
Ogodei Khan
bukan hanya berhasil dalam mempertahankan wilayah Mongolia yang telah
dibangun oleh ayahnya, namun ia berhasil memperluas kekuasaannya dengan
menghancurkan kerajaan Jin untuk terakhir kalinya, serta memerintahkan
panglimanya untuk memperluas kekuasaan di wilayah Eropa. Wilayah
Russia, Polandia, serta Hungaria berhasil dikuasai oleh Mongolia.
Pasukan gabungan yang dipimpin oleh Henry dari Silesia tergabung dari
pasukan Hungaria, Polandia, dan Jerman (Kekaisaran Suci Romawi) yang
terdiri dari pasukan Teutonik terbantai tak bersisa dalam perang di
Leignitz. Sejarah Eropa mencatat kekejaman dan teror besar yang
dilakukan oleh kerajaan Mongolia atas rakyat Eropa. Pasukan Mongolia
baru menghentikan perluasan wilayah mereka di Eropa setelah mendengar
kematian Ogodei Khan. Negara-negara Eropa memilih untuk memberikan
upeti kepada kerajaan Mongolia daripada mengambil resiko untuk melawan
Mongolia. Eropa bahkan memohon bantuan Mongolia untuk menghancurkan
Arab.
Batu Khan
Setelah kematian Ogodei Khan,
Mongolia dikuasai oleh Batu Khan yang memiliki visi lain dalam
memperluas kerajaan Mongolia. Ia mengirimkan pasukan untuk menguasai
tanah Arab yang sebelumnya diktasai oleh Eropa, seperti Damaskus dan
kota-kota lainnya. Pasukan Eropa mengirimkan bantuan pada saat mereka
merebut kota Yerusalem. Pasukan Mongolia tercatat dalam sejarah
memperluas kekuasaannya sampai ke wilayah Mesir. Setelah kematian Batu
Khan, pasukan Mongolia menghentikan agresi militernya ke arah barat.
Kubilai Khan
Kubilai
Khan (bahasa Mongol: ??????? ????), Khubilai Khan, Kublai Khan atau
"Khan Besar Terakhir" (23 September 1215 - 18 Februari 1294) adalah
kaisar Mongol (1260-1294) dan juga pendiri Dinasti Yuan (1279-1294).
Terlahir sebagai putra kedua dari Tului dan Sorghatani Beki, cucu dari
Jenghis Khan. Ia menggantikan kakaknya Mengke pada tahun 1260.
Saudaranya yang lain, Hulagu, menguasai Persia dan mendirikan
Il-Khanate.
Foto Kubilai Khan , Khan Besar (Kha Khan) Mongol terakhir.
Masa kecil
Kubilai
adalah cucu Jenghis Khan. Masa mudanya dihabiskan untuk mempelajari
kebudayaan Tiongkok. Saat Mengke menjadi kaisar, Kubilai menjadi
gubernur daerah Selatan Mongol. Saat menjabat, Kubilai meningkatkan
hasil bumi provinsi Henan dan meningkatkan kesejahteraan sosial Xi'an.
Pada
tahun 1253, Kubilai menyerang Yunnan. Kemudian ia menguasai dan
menghancurkan kerajaan Dali. Pada tahun 1258, Mengke menunjuk Kubilai
untuk memimpin Pasukan dari Timur untuk membantu menaklukkan Sichuan dan
Yunnan. Sebelum tiba (1259), ada berita bahwa Mengke wafat. Saat itu
Kubilai tetap menyerang Wuhan. Tak lama ia mendengar bahwa adiknya
merebut tahta. Kubilai langsung berdamai dengan negeri Sung dan pulang
ke arah utara padang Mongolia.
Kubilai dan adiknya masing-masing
lalu mengangkat diri menjadi Khan. Pertempuran keduanya berlangsung
selama 3 tahun, dimana Kubilai muncul sebagai pemenang. Saat itulah
gubernur Yizhou, Li memberontak melawan Mongol. Kejadian ini menimbulkan
rasa tidak percaya Kubilai terhadap bangsa Han. Saat berkuasa, Kubilai
mengeluarkan hukum anti Han, seperti larangan gelar bagi penguasa
daerah di Tiongkok.
Dinasti Yuan
Kubilai Khan
kemudian mengangkat dirinya bukan saja sebagai Khan dari Kekaisaran
Mongolia, namun juga sebagai Kaisar China, dan membangun Dinasti Yuan di
tanah China. Ia lalu memerintahkan untuk memindahkan ibukota Mongol ke
Beijing. Pada saat itu kerajaan Mongol mencapai zaman keemasannya
dimana pedagang dari China dapat pergi berdagang di Eropa dengan aman.
Para pedagang Eropa yang haus akan kain sutra pun dapat datang membeli
barang dagangan di China dengan aman tentram. Marco Polo dari Italia
tiba di China pada masa Dinasti Yuan, dan pernah dijadikan gubernur
oleh Kubilai Khan. Hal inilah menandakan perdagangan langsun pertama
kalinya muncul antar Eropa dan China, dimana permintaan Eropa akan
porselein, ukiran, dan sutra dari China melaju tinggi.
Berbagai
invasi ke negeri-negeri Asia Timur dan Asia Tenggara dilancarkan oleh
pasukan-pasukan Kublai Khan. Tujuan utamanya ialah untuk memperluas
pengaruh kekuasaan, melancarkan perdagangan dan menerima upeti dari
negara-negara lain di Asia. Kekaisaran Dinasti Yuan mencapai batas
terluasnya saat di bawah kekuasaan Kublai Khan, dengan penaklukan
tuntasnya atas Dinasti Sung, yang terjadi pada tahun 1279.
Kubilai
Khan tidak hanya disibukan oleh peperangan, namun ia juga mempelajari
tradisi China. Ia senang dengan kehidupan dan adat istiadat China.
Artis, tukang pahat, tukang masak terbaik semua dikumpulkan di Beijing
untuk memacu adat-istiadat negara. Marco Polo dikabarkan juga membawa
banyak kekayaan budaya seperti sutra dan resep memasak dari China ke
Italia.
Invasi ke Korea
Pasukan Mongol memasuki
wilayah Korea pada tahun 1216. Pada saat itu hubungan berlangsung baik
dikarenakan pasukan Mongol diperintahkan untuk menghancurkan angkatan
perang Khitan. Pada saat itu hubungan antar kerajaan Koryo (Korea) dan
kerajaan Khitan tidaklah berlangsung baik. Angkatan perang Khitan yang
tidak mendapat bantuan pangan dari kerajaan Korea mengambil langkah
untuk merebut pangan dari desa-desa di Korea untuk melawan kerajaan
Mongolia. Raja Koryo memutuskan untuk bergabung dengan pasukan Mongolia
dalam menghancurkan pasukan Khitan. Setelah perang usai, raja Koryo
membuat perjanjian damai terhadap kerajaan Mongolia dan mengirim upeti
tahunan. Namun upeti tersebut dirampas oleh kawanan perampok dan duta
besar Mongolia terbunuh. Hal itu mengakibatkan kerajaan Mongol marah dan
mengirim pasukan penghukumnya untuk memasuki wilayah Korea yang kedua
kalinya.
Pertempuran terjadi sengit pada tahun 1231. Pasukan
Mongol berhasil menawan raja Korea dan mendirikan perkemahan Mongol
untuk mengamankan wilayah jajahannya. Kemudian sebagian besar pasukan
mereka kembali ke negeri Mongol. Namun perkemahan tersebut diserang oleh
para pemberontak. Hal itu menimbulkan invasi ketiga pada tahun 1254
yang mengakhiri hidup kerajaan Korea. Pada tahun 1258 seluruh wilayah
Korea berhasil dikuasai oleh kerajaan Mongol. Raja Korea yang kabur ke
pulau kecil Cheju, lalu mengawinkan putrinya kepada kerajaan Mongol pada
tahun 1273. Pulau itulah yang kemudian dipakai oleh pihak Mongol untuk
rencana invasi ke negeri Jepang.
Invasi ke Jepang
Invasi
ke tanah Jepang dilakukan jauh sebelum invasi ke kerajaan di Asia
Tenggara. Invasi ini berlangsung dua kali. Invasi pertama dilakukan pada
tahun 1274 dimana pasukan Mongol bergabung dengan pasukan Korea (pada
umumnya budak) mendarat di teluk Hakata. Ribuan pasukan yang berangkat
dari Pusan (Korea) melewati pulau Tsushima dan Iki dengan mudah. Namun
pada saat mereka hendak mencapai tanah Jepang, mereka diserang oleh
badai Tsunami yang menghancurkan pasukan serta pangan mereka hingga tiga
per empatnya. Pasukan yang mendarat di teluk Hakata tidak memiliki
pangan dan senjata yang cukup untuk melawan pasukan Jepang. Mereka
dihancurkan oleh pasukan Samurai. Kaisar Jepang memerintahkan pasukan
China untuk dibebaskan karena mereka adalah penduduk dari Tang (kerajaan
China pada zaman dinasti Tang mempunyai hubungan baik dengan Jepang).
Sedangkan pasukan Mongolia dan Korea semuanya dihukum penggal. Pasukan
Mongol yang dikirim ke Jepang itu berupa gabungan dari tentara Mongolia
sendiri dan budak-budak dari China dan Korea.
Foto Pasukan Samurai Suenaga menghadapi serangan panah dan bom Mongol. Karya Moko Shurai Ekotoba, ca. 1293..
Pada
tahun 1281 ratusan ribu pasukan Mongol mendarat untuk kedua kalinya
ditanah Jepang. Pasukan Samurai Jepang saat itu tidak mengerti dengan
taktik perang Mongol. Menurut tradisi Jepang, sebelum perang dimulai,
mereka harus mengadakan duel (satu lawan satu) antar panglima diatas
kuda untuk mengukur kekuatan dan semangat lawan. Namun pada saat itu,
tidak ada orang yang bisa berbicara bahasa Mongol dari jajaran pasukan
Jepang. Pasukan Mongol sendiri tidak mengerti bahasa Jepang. Sehingga
pada saat tantangan duel diteriakkan, ribuan pasukan Mongol maju
menyerang secara membabi buta. Pasukan Samurai juga menderita oleh
serangan Mongol yang berupa hujan anak panah. Secara tradisi pasukan
Samurai berperang dengan memanah musuh secara akurat tidak seperti
Mongol yang memanah musuh secara membabi buta dan dengan jumlah yang
besar. Pasukan Mongol juga mengunakan "senjata guntur" (bom) untuk
menghancurkan jajaran pasukan Samurai. Senjata guntur itu pertama kali
diciptakan oleh kerajaan China. Senjata itu terbuat dari tanah liat dan
dengan bentuk bola yang besar. Di dalam tanah liat tersebut diisi penuh
dengan bubuk mesiu. Kemudian bola tanah liat itu diikat dengan tali
dan diayukan kearah musuh. Ledakan bola tanah liat itu bagaikan guntur
dan menakuti jajaran pasukan samurai dan kuda-kuda yang mereka
tunggangi.
Setelah perang dimenangkan, ratusan ribu pasukan
Mongol kembali ke perkemahan mereka di daerah pantai serta membakar
desa-desa disekitarnya. Pada malam harinya terjadi Tsunami ganda yang
menghancurkan perkemahan mereka serta kapal-kapal mereka lebih parah
dengan apa yang terjadi pada tahun 1274. Tsunami ganda tersebut
dinamakan Kamikaze, yang kemudian nama itu digunakan oleh kerajaan
perang sebagai kode tempur dalam perang pasifik pada perang dunia ke 2.
Pasukan Mongol yang tersisa sedikit tersebut kemudian dihancurkan oleh
pasukan Jepang. Hal itu menandakan akhir invasi Mongol ke Jepang.
Beberapa ahli sejarah mengatakan bahwa kaisar Jepang mengakui
kedaulatan Mongol serta mengirimkan upeti, hal itulah yang membuat
Kubilai Khan puas dan mulai mengarahkan pandangannya ke negeri-negeri
di Asia Tenggara (Jawa, Vietnam, Kamboja, dsb).
Invasi ke Annam (Vietnam Utara)
Kubilai
Khan menaruh perhatiannya ke wilayah @sia tenggara setelah ia berhasil
menguasai seluruh wilayah Asia Timur. Ia mulai mengirim duta besarnya
kepada puluhan kerajaan kecil untuk meminta upeti tahunan. Namun hal
itu tidak berlangsung baik, karena banyak kerajaan yang tidak mengenal
Mongolia dan bahkan mempermalukan duta besar mereka. Pasukan Mongolia
lalu dikirimkan untuk menghancurkan kerajaan Champa, namun mereka tidak
diperbolehkan untuk memasuki wilayah Annam. Hal ini menimbulkan amarah
Kubilai Khan setelah pasukannya diserang secara tiba-tiba 1285. Pada
tahun 1287 pasukan gelombang kedua tiba dan berhasil mengepung serta
menghancurkan ibukota Annam, Hanoi. Raja Annam berhasil kabur ke
selatan. Iklim tropis yang panas dan lembab di daerah itu memaksa
pasukan Mongol untuk meninggalkan keberhasilan mereka setelah merebut
kota Hanoi. Pada tahun 1288 panglima Mongol merasa tidak puas dan
menyerang wilayah Annam untuk ketiga kalinya. Walaupun raja Annam
berhasil melarikan diri, ia sadar bahwa pasukan Mongol tidak akan pernah
berhenti menyerang tanpa adanya perjanjian damai. Raja Annam kemudian
mengakui kekuatan Mongol dan mengirimkan upeti.
Invasi ke Champa (Vietnam Selatan) dan Kamboja
Setelah
kerajaan Annam berhasil dikuasai Mongol, pasukannya mulai berekspedisi
ke arah selatan. Dalam tahun yang sama, raja Champa menyerah dan
menyerahkan kekuasaan ketangan Mongolia seperti raja Annam. Mereka
menjadi raja boneka yang dikontrol sepenuhnya oleh Kubilai Khan.
Invasi ke Tibet dan Thailand
Invasi
ini berlangsung damai. Hal tersebut dikarenakan raja dari kerajaan
tersebut mengakui kedaulatan Mongolia dan setuju untuk mengirimkan upeti
terhadap kerajaan Mongol. Pada saat itu, Kubilai Khan juga disibukkan
oleh berbagai perang dengan kerajaan lain, sehingga tidak ada pasukan
yang dikirim untuk mendiami wilayah Tibet maupun Thailand.
Invasi ke Burma
Invasi
ini berlangsung dikarenakan duta besar Mongol yang dibunuh oleh raja
Burma. Kerajaan Burma pada saat itu sedang dalam zaman keemasan dengan
memiliki pasukan yang berlimpah. Pasukan Burma pada umumnya berupa
pasukan gajah. Namun hal itu tidak menjadi tantangan besar oleh pasukan
Mongolia. Pada tahun 1277 dan 1283, pasukan Burma mengadakan invasi
ketanah Mongolia di China untuk menunjukkan kekuatan mereka. Pasukan
penghukum yang dipimpin oleh Temur (cucu Kubilai Khan) meratakan ibukota
Burma, Pagan. Raja Burma berhasil kabur dari pertempuran tersebut,
namun pada tahu 1287 seluruh wilayah Burma berada dalam kekuasaan
Mongolia.
Invasi ke Jawa
Pada akhir tahun 1292
angkatan perang Mongol mulai dikirim ketanah Jawa dikarenakan duta
besar mereka dipermalukan oleh kerajaan Singhasari dibawah rajanya
Kertanagara. Pada tahun 1293 angkatan perang tersebut mendarat di
Rembang dan mulai melaju kearah timur Jawa. Pada saat mereka tiba, tanah
Jawa dipenuhi dengan kehancuran yang diakibatkan oleh perang, jauh
sebelum mereka tiba. Kerajaan Singhasari sendiri sudah jauh hari
dihancurkan oleh kerajaan Kediri. Pasukan Mongol yang tidak tahu apa
yang harus mereka perbuat itu disiasati oleh Raden Wijaya untuk berontak
melawan kerajaan Kediri. Raja Jayakatwang akhirnya tertangkap, dan
Raden Wijaya mendirikan kerajaan yang diberi nama Majapahit. Pasukan
Mongolia kemudian diserang oleh Raden Wijaya sendiri dan diusir dari
tanah Jawa. Panglima Mongol yang sudah kehilangan sedikitnya 3000
tentara dan dipengaruhi dengan iklim tropis yang lembab dan panas itu
memutuskan untuk berlayar kembali ke tanah Mongolia dengan berbekal
emas, budak dan hasil rampasan perang lainnya dari tanah Jawa. Namun
setelah ia kembali, Kubilai Khan menjadi marah setelah mendengar cerita
ekspedisinya. Panglima tersebut diberi hukuman 16 cambukan dan setengah
dari kekayaannya disita kerajaan.
Warisan budaya
Kubilai
Khan pernah memerintahkan berbagai bumbu makanan dari pelosok dunia
Eropa, India, dan Arab dikirimkan ke Beijing untuk membuat makanan baru.
Pada saat itu juga, makanan terkenal dinamakan Bebek Panggang Beijing
(Peking Roast Duck) ditemukan dan sampai sekarang ini makanan itu
dikenal seluruh dunia sebagai salah satu makanan terenak dari China.
Salah satu legenda yang umum, ialah tentang resep masak dan cara membuat
mie (bakmie), yang telah dipakai oleh rakyat China selama lebih dari
4000 tahun. Dikatakan bahwa makanan aneh tersebut kemudian dinamakan
Spaghetti dan menjadi makanan nasional Italia.
Walaupun Kubilai
Khan gemar mempelajari budaya China, namun tidak semua panglimanya
memiliki minat yang sama. Banyak sekali panglima perang atau tentara
Mongol yang selalu menjarah desa-desa dan kota. Banyak pula wanita yang
diculik ataupun dibawa paksa untuk dijadikan budak digurun Mongolia.
Desa-desa sering kali dibakar dan penduduknya terbantai sebagai sarana
olahraga atau permainan yang diadakan oleh pasukan Mongol. Adapula
panglima Mongol yang memerintahkan agar setiap rumah tangga harus
dikawal oleh satu tentara Mongol. Setiap orang dilarang untuk
berhubungan dengan tetangganya. Hal ini menimbulkan amarah penduduk
setempat, yang kemudian menyiasatkan sebuah taktik, yaitu dengan cara
menyembunyikan surat rahasia kedalam kue-kue yang kemudian dibagikan
kepada setiap rumah sebagai peringatan pesta bulan penuh. Dalam surat
itu menyatakan tindak pemberontakan dan setiap penduduk diminta untuk
membunuh tentara Mongol yang menjaga rumah mereka pada saat yang sama.
Hari peringatan tersebut kemudian dijadikan hari adat-istiadat nasional
di China, dan bahkan dirayakan oleh orang Tionghoa seluruh dunia
sebagai Perayaan Kue Bulan - Moon Cake Festival (Perayaan Tiong Chiu).
Akhir kerajaan Mongol
Kerajaan
Mongol diakhiri oleh perebutan kekuasaan dan pemberontakan diseluruh
jajaran wilayah Mongolia. Setelah kehancuran Dinasti Yuan di China,
Kaisar Zhu Yuanzhang dari China mendirikan kerajaan Ming dan
memerintahkan untuk mengadakan operasi balas dendam terhadap Mongolia.
Ibukota Mongolia diratakan dengan tanah berserta seluruh harta karunnya.
Setelah kerajaan Mongolia hancur, sejarah mencatat bahwa hanya dalam
1-2 generasi, rakyat China dan Eropa hilang hubungan dan tidak
mengetahui sesamanya. Setelah itu Eropa tidak pernah tahu keberadaan
negeri China, dan sebaliknya. Marco Polo yang pulang ke Italia dan
memberitakan ekspedisi yang ia alami selama di China, dimana ia melihat
vihara yang beratapkan emas, kerajaan yang berlimpah akan makanan dan
harta itu, tidak dipercayai oleh orang Eropa. Namun ada seseorang yang
percaya akan legenda yang diceritakan oleh Marco Polo. Ia adalah
Columbus, yang mengadakan pelayaran untuk mencari dunia yang diceritakan
oleh Marco Polo, dan akhirnya mendarat di benua baru yang dinamakan
benua Amerika.
|
Komentar
Posting Komentar
Mohon untuk tidak memasang Iklan
ADMIN