Info Akademika - Tjoe Bou
San yang lahir pada 1981 adalah anak seorang pedagang tekstil di Jakarta. Tjoe
mempunyai dua orang saudara laki-laki dan seorang saudara perempuan.
Pada usia 18
tahun ia menjadi pemimpin redaksi sebuah majalah mingguan yang bernama Hoa Tok Po edisi Melayu. Hoa Tok Po adalah majalah resmi Soe Po
Sia, sebuah organisasi totok yang berhaluan nasionalisme Tionghoa.
Pada tahun 1919 Tjoe pernah mengadakan Kampanye Memberantas UU Kekaulaan
Belanda dan berhasil mengumpulkan sejumlah 30.000 tanda tangan orang Tionghoa
yang tidak mau jadi kawula Belanda.
Juga pada 1919
Tjoe merangkap sebagai direktur Sin Po,
koran itu menjadi corong nasionalisme Tionghoa yang berpengaruh. Tjoelah yang
mengembangkan konsep nasionalisme Tionghoa di Hindia Belanda dan memimpin
kampanye dalam memberantas kekawlaan Belanda setelah usai Perang Dunia I.
Pada 1917, Tjoe
menerbitkan novel romannya yang pertama berjudul Satoe Djojdo Jang Terhalang.
Roman itu mengambil latarbelakang di Bogor dan mengisahkan tragedi percintaan
antara dua pemuda-pemudi Tionghoa yang dipisahkan oleh orangtua si pemuda
karena ingin menjodohkan anaknya dengan seorang gadis pilihan mereka.
Tjoe tidak
banyak menulis karangan mengenai politik dan masyarakat Tionghoa di Sin Po sebelum ia menghembuskan napasnya
yang terakhir pada 3 November 1925 dalam usia 34 tahun. Menurut Sin Po, kematiannya disebabkan oleh
penyakit paru-paru. Tjoe masih dikenang hingga sekarang karena ide nasionalisme
Tionghoanya.
Komentar
Posting Komentar
Mohon untuk tidak memasang Iklan
ADMIN