Badan Pusat Statistik melaporkan neraca perdagangan Maret 2015 surplus sebesar US$ 1,13 miliar. Kepala Badan Pusat Statistik Suryamin mengatakan kinerja ekspor Maret 2015 mencapai US$ 13,72 miliar; lebih besar dibandingkan impor US$ 12,58 miliar. Demikian juga dengan neraca perdagangan triwulan I yang mencatat surplus US$ 2,43 miliar dengan realisasi ekspor US$ 39,13 miliar dan impor US$ 36,70 miliar.
Ditengah lesunya harga komoditas dunia (vibizlearning.com), dari 25 komoditas ekspor yang diamati BPS, hanya 2 komoditas yang tercatat alami kenaikan harga. Komoditas tersebut adalah bahan bakar mineral dan lemak serta minyak hewan nabati. Ekspor nonmigas Indonesia pada Maret 2015 meningkat 12,5 persen dari US$ 10,42 miliar pada Februari 2015 menjadi US$ 11,72 miliar pada Maret 2015.
Berdasarkan urutan negara prioritas ekspor, nilai ekspor nonmigas ke Amerika Serikat (AS) hingga Maret 2015 mencapai angka terbesar yaitu UD1,33 miliar. Kemudian disusul Jepang sebesar USD1,28 miliar, dan Tiongkok sebesar USD1,11 miliar. Di mana kontribusi ketiganya mencapai 31,69 persen. Sementara ekspor ke Uni Eropa (27 negara) sebesar USD1,22 miliar.
Di sisi lain, impor Maret 2015 tercatat sebesar 12,58 miliar dollar AS, atau terjadi kenaikan 9,29 persen dibanding impor Februari 2015. Namun, angka ini dilaporkan turun 13,39 persen dibanding Maret 2014 yang sebesar 14,52 miliar dollar AS. Terjadi kenaikan baik di impor migas maupun non-migas. Impor migas pada Maret 2015 tercatat naik 31,89 persen dari 1,72 miliar dollar AS pada Februari 2015 menjadi 2,27 miliar dollar AS. Meningkatnya ekspor migas diakibatkan oleh banyaknya kebutuhan dari sektor produksi dan transportasi.
Sementara itu, impor non-migas pun naik tipis 5,32 persen, dari 9,79 miliar dollar AS pada Februari 2015 menjadi 10,31 miliar dollar AS pada Maret 2015. Namun kenaikan impor non-migas lebih rendah dari kenaikan ekspor non-migas yang mengalami kenaikan 12,58 persen (MoM).
Tiga negara asal barang impor nonmigas terbesar Januari Maret 2015 adalah oleh Tiongkok dengan nilai US$7,46 miliar (24,37 persen), Jepang US$3,70 miliar (12,10 persen), da
Komentar
Posting Komentar
Mohon untuk tidak memasang Iklan
ADMIN