Perang Dingin selain penuh persaingan ideologi juga perlombaan senjata pemusnah masal diantara negara-negara kuat seperti Amerika Serikat , Soviet , Inggris , Perancis dan Tiongkok. Diantara negara-negara ini tentu AS dan Soviet berada paling depan. Dan Tiongkok yang dalam waktu hampir seabad harus berusaha keras menghadapi perlombaan senjata tersebut , paling tidak bersaing dengan Perancis yang relatif sebaya dalam hal teknologi nuklir. Keberhasilan Tiongkok dalam pengembangan bom H dan nuklir tidak terlepas dari jasa Deng Jiaxian sebagai “Bapak Nuklir Tiongkok”.
Deng Jiaxian dikategorikan sebagai ilmuwan senior bersama dengan Qian Xuesen , Wang Ganchang , Peng Huanwu. Deng Jiaxian dilahirkan pada tanggal 25 Juni 1924 di Huaining – Provinsi Anhui. Deng Jiaxian merupakan lulusan dari Southwest China Associated University. Dia kemudian studi ke Amerika Serikat dan meraih gelar Ph.D. di Universitas Purdue. Deng kembali ke Tiongkok pada saat Tiongkok baru saja mengalami transisi dari Republik Tiongkok (ROC) ke Republik Rakyat Tiongkok (PRC) .
Deng berkontribusi terhadap pengembangan teknologi nuklir di Tiongkok dan menjadi pionir dari pembentukan Chinese Academy of Sciences’ Institute of Modern Physics. Deng berpartisipasi dalam hampir semua lembaga pendidikan dan lembaga riset yang berkaitan dengan nuklir di Tiongkok dimana selain menjadi pemimpin juga berpartisipasi sejak awal.Sebelum era Wang Ganchang , Guo Yonghuai dll , Deng sudah menjadi kepala dari apa yang disebut Theoretical Forum untuk memulai eksplorasi dari rancangan teoritis bom atom .
Di tahun 1958 , Deng bersama ilmuwan lainnya ditugaskan untuk memulai riset bom atom . Pada awalnya mereka mendapat sokongan teknologi dari Uni Soviet. Berhubungan dengan merenggangnya hubungan antar kedua negara , Sino-Soviet Split , Qian Sanqiang menugaskan Deng untuk memimpin team yang terdiri dari 28 anggota ilmuwan muda yang rata-rata berusia 23 tahun.
Deng mengibaratkan jika proyek bom atom di Tiongkok dianggap sebagai seekor naga maka rancangan teoritis adalah kepala naga tersebut. Deng memobilisasi lebih dari 10 insinyur muda untuk menyelesaikan kalkulasi .Ketika team yang dipimpin Deng mengalami kebuntuan dalam mengkalkulasi sebuah parameter berkaitan dengan konfigurasi bom maka Peng Huanwu mengutus ilmuwan muda bernama Zhou Guangzhao untuk datang membantu.
Photo Credit :
Megapixie - Max Smith ,
model mock bom atom pertama Tiongkok yang bentuknya menyerupai "Fatboy",
public domain
Megapixie - Max Smith ,
model mock bom atom pertama Tiongkok yang bentuknya menyerupai "Fatboy",
public domain
Menyusul kesuksesan uji coba bom atom , Deng memimpin teamnya untuk bergabung dengan grup riset yang dipimpin oleh Yu Min pada tahun 1965 dan segera memulai riset bom hydrogen. Tidak lebih dari setahun kolaborasi Deng dan Yu ini mempercepat pencapaian teknologi bom hydrogen.
Di tahun 1971 sebelumnya Yang Zhenning yang sudah dinaturalisasi menjadi warga AS pada tahun 1960 menerima surat singkat dari Deng bahwa Tiongkok tidak mendapat bantuan asing apapun dalam program nuklir mereka sejak tahun 1959. Yang sulit menjelaskan
Dalam sebuah eksperimen di tahun 1979 , sebuah bom gagal menuju ground . Khawatir dengan dampak kerusakan , Deng mengambil pecahan bom dengan tangannya sendiri untuk mempelajari dengan hati-hati. Perbuatannya ini membuat dia terkena radiasi dan sakit . Dalam kondisi ini Deng melanjutkan berkarya sampai tahun 1985 ketika dia akhirnya terpaksa dibawa ke rumah sakit.
Setelah Deng meninggal , temannya Yang Zhenning seorang fisikawan termashur dan peraih Nobel menulis obituari yang menyebut Deng Jiaxian adalah pendiri dari senjata nuklir Tiongkok. Di tahun 1971 sebelumnya Yang Zhenning yang sudah dinaturalisasi menjadi warga AS pada tahun 1960 menerima surat singkat dari Deng bahwa Tiongkok tidak mendapat bantuan asing apapun dalam program nuklir mereka sejak tahun 1959. Yang sulit menjelaskan
Menhan Tiongkok saat itu , Jendral Zhang Aiping juga menyebut Deng sebagai “Bapak dari Bom Atom dan Bom Hidrogen” . Deng adalah putra bangsa paling berdedikasi dalam ribuan tahun tradisi budaya Tionghoa. (China.org) Premier Zhao Ziyang dan Mentri Pertahanan Zhang Aiping termasuk tokoh-tokoh yang memberikan penghormatan saat Deng meninggal dunia. (NY Times , Agustus 1986).
Komentar
Posting Komentar
Mohon untuk tidak memasang Iklan
ADMIN