Di bulan Mei ini adalah hari-hari bersejarah yang kelam bagi etnis TIONGHOA di Indonesia akibat kasus KERUSUHAN 13-15 Mei 1998 di Jakarta. Seperti yang kita ketahui bersama, etnis Tionghoa menjadi korban utama kekerasan yang terjadi pada peristiwa itu, dimana ketika rumah, toko, perusahaan dan aset milik kaum Tionghoa dibakar dan isinya dijarah; termasuk pemerkosaan, penganiayaan dan pelecehan terhadap ratusan wanita etnis Tionghoa kala itu. Seperti dikutip dari situs Wikipedia dan berbagai media blog/website referensi lain, disimpulkan bahwa Kerusuhan yang terjadi pada Mei 1998 terjadi awalnya karena :
1. Penembakan terhadap para aktivis mahasiswa Trisakti pada 12 Mei 1998 yang mengakibatkan 4 mahasiswa tewas dan puluhan lainnya mengalami luka-luka akibat melakukan aksi demo Krisis Moneter di Indonesia.
2. Krisis Finansial Asia sehingga menimbulkan kritik kepada pemerintahan waktu itu (Orde Baru).
Namun ternyata yang paling dirugikan dari rentetan peristiwa ini sebenarnya adalah etnis Tionghoa yang sejatinya tidak tahu menahu, bahkan tidak mau ambil pusing soal aksi demo para mahasiswa ini (yang bermaksud untuk menggoyang pemerintahan pada waktu itu). Etnis Tionghoa juga sebenarnya tidak mau pusing siapa yang mengkudeta siapa, atau siapa yang mengerahkan pasukan, dsb. Yang kita tahu kita hanya ingin hidup aman dan tentram di Negeri ini; tetapi faktanya justru kita yang “dikorbankan” sebagai tumbal reformasi? Ibarat pribahasa “Gajah sama gajah berjuang, pelanduk mati di tengah-tengah”. Ya, etnis Tionghoa pada waktu itu benar-benar menjadi korban kerusuhan; dimana yang seharusnya “berperang” adalah rakyat sipil (diwakili mahasiswa, juga sebagian provokator*) dan negara (diwakili aparat keamanan), tapi akhirnya menjadi bias.
Jika ditarik lebih jauh lagi maka sedikit banyak akan menyinggung 2 tokoh elite politik yang saat ini masih aktif dalam dunia perpolitikan; dimana pada waktu itu masing-masing memegang posisi tertinggi dalam jajaran militer (memegang tongkat komando tentara). Anehnya sebagai aparat keamanan (apalagi tentara yang harusnya lebih keras), mereka seperti terlihat melongo dan pasrah saja melihat rakyatnya di zolimi seperti itu, serta hanya sibuk mengawal gedung DPR/MPR. Sampai saat ini, beberapa pertanyaan seputar tragedi kerusuhan Mei 1998 masih menjadi misteri, diantaranya adalah :
1. Kemana aparat keamanan militer pada waktu kerusuhan itu (menurut sumber, kerusuhan yang terjadi selama 30 jam, polisi dan tentara sempat menghilang di sejumlah daerah) ?
2. Mengapa sampai terjadi pembiaran (penjarahan dan pembakaran rumah,toko dan perusahaan milik etnis Tionghoa, serta yang paling parah adalah pemerkosaan, penganiayaan dan pelecehan terhadap wanita etnis Tionghoa (disertai pengrusakan alat kelamin dan bagian tubuh lainnya, dimutilasi, bahkan dibakar hidup-hidup), yang mengakibatkan gangguan psikis (gangguan kejiwaan) yang sangat luar biasa bagi para korban hingga saat ini; bahkan banyak yang berujung pada aksi bunuh diri atas rasa keputus asaan?
3. Siapa yang menggerakkan massa (melakukan provokasi) yang menyebabkan kerusuhan SERENTAK di beberapa kota besar Indonesia (diantaranya Jakarta, Surabaya, Bandung, Medan, dsb) ?
Tampak seorang pendemo kerusuhan Mei 1998
Akibat kasus ini, banyak Negara yang pada waktu itu ikut mengecam kerasPemerintahan Indonesia yang dianggap gagal dalam melindungi warga negaranya, diantaranya negara Singapura, Taiwan, Amerika Serikat, Malaysia dan Thailand. Berikut beberapa aksi simpatik Negara-Negara tersebut :
1. Pemerintah Singapura >> Menyatakan Bandara Internasional Changi terbuka 1×24 jam dan sewaktu-waktu siap menerima kedatangan korban kerusuhan.
2. Pemerintah Taiwan >> Menyampaikan protes keras kepada pemerintah Indonesia, bersamaan dengan itu mengirim pesawat penumpang untuk mengangkut para korban kerusuhan.
3. Pemerintah Amerika >> Mengizinkan “permohonan perlindungan” para korban keturunan Tionghoa, bersamaan itu mengirim kapal perangnya ke Indonesia untuk mengangkut sejumlah besar korban kerusuhan.
4. Pemerintah Malaysia >> Meminta Komite HAM PBB menyelidiki peristiwa pembunuhan dan pemerkosaan bergilir ditengah kerusuhan yang dialami oleh kaum perempuan keturunan Tionghoa di Indonesia, serta menyerahkan hasil penyelidikan kepada Pengadilan Kejahatan Internasional untuk diadili.
Tetapi sungguh ironis, Pemerintah komunis Republik Rakyat Tiongkok(China) malah mengambil sikap tidak melaporkan, tidak mengecam dan tidak mencampuri segala urusan dalam negeri Indonesia. Menurut pemerintah China pada saat itu mengatakan, orang Tionghoa di Indonesia telah menjadi Warga Negara Indonesia, maka apa yang terjadi di Indonesia segalanya adalah urusan dalam negeri Indonesia. Padahal jika dilihat dari sisi keterikatan emosional dan kedekatan suku bangsa, Negara China lah yang seharusnya menjadi pembela nomor satu.
Sejumlah masyarakat etnis Tionghoa pada waktu itu berada dalam situasi keadaan yang genting dan mencekam dikabarkan pernah mencoba mengadu ke Kedubes China, yang atas dasar perikemanusiaan memohon bantuan. Namun ditolak mentah-mentah oleh kedubes China dengan alasan yang melapor bukan warga negaranya. Sudah tentu kabar ini membuat Pemerintahan Orde Baru yang kala itu sangat ketakutan merasa telah memperoleh dukungan semangat yang kuat, termasuk para pelaku kerusuhan yang menganggap aksi mereka sebagai suatu pembenaran.
hal ini membuat Pemerintahan Soeharto kala itu yang sangat ketakutan merasa telah memperoleh dukungan semangat yang kuat. – See more at: http://newsupdate-portal.blogspot.com/2012/10/apa-yang-terjadi-pada-mei-1998-serta_8.html#sthash.xLrv2Dli.dpuf
hal ini membuat Pemerintahan Soeharto kala itu yang sangat ketakutan merasa telah memperoleh dukungan semangat yang kuat. – See more at: http://newsupdate-portal.blogspot.com/2012/10/apa-yang-terjadi-pada-mei-1998-serta_8.html#sthash.xLrv2Dli.dpuf
Atas terjadinya peristiwa tersebut, pemerintah Indonesia yang hanya atas desakan Negara-Negara sahabat akhirnya membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta(disingkat TGPF) yang dibentuk sebagai tim penyelidik untuk mengusut kasus Kerusuhan Mei 1998. Meski begitu, kelanjutan dari kasus ini, seperti siapa oknum-oknum yang harus bertanggung jawab atas kerusuhan Mei 1998 ini masih belum diungkap. Pemerintah selama belasan tahun ini tampaknya tidak pernah serius dalam menindaklanjuti dengan proses hukum soal laporan investigasi dari TPGF (menurut informasi kasus ini sudah sampai tingkat Kejaksaan Agung tapi seperti dipeti es kan), dimana dalam laporannya, ternyata terdapat lebih dari 1800 orang tewas selama kekacauan selang tanggal 13-15 Mei 1998! Hal ini jelas bisa memunculkan spekulasi publik bahwa ini adalah bentuk Operasi Militer terselubung pemerintah kala itu*. Maka itu pemerintah enggan untuk memperpanjang masalah ini.
Sebagai catatan saya tidak mencantumkan sumber-sumber informasi yang berasal dari blog/web pribadi karena isinya merupakan pandangan subjektif (masih menjadi asumsi) dengan berbagai latar kepentingan. Tetapi pembaca dapat melakukan riset sendiri lewat Google dan berbagai mesin pencarian lain sebagai referensi/masukan tambahan, terutama dalam arsip foto-foto kekerasan pada etnis Tionghoa pada Mei 1998; dimana terdapat foto dan kesaksian mengenai bagaimana para pelaku kerusuhan menganiaya para korban wanita etnis Tionghoa dengan kejam.
Setelah 16 tahun berlalu, akhirnya Jakarta dipimpin oleh perwakilan etnis minoritas yang pada waktu itu “dizolimi” oleh etnis mayoritas pribumi, dijadikan tumbal politik demi reformasi, etnis Tionghoa! Mungkin ini adalah takdir? Tidak ada yang tahu. Semoga dengan ini bisa membuka langkah kedepannya bagi pihak pengusut (korban) untuk mencari keadilan di negeri ini.
Berikut lampiran Laporan RESMI Pemerintah Indonesia Lewat PembentukanTim Gabungan Pencari Fakta (TPGF)Mengenai Peristiwa 13-15 Mei 1998 : Link hasil TEMUAN Tim Gabungan Pencari Fakta.
Catatan : Kode bintang* adalah pandangan/asumsi penulis
Sumber foto : sesawi.net, sadarsejarah.wordpress.com
2.15k
14
3
Sangat tertarik dengan tradisi & budaya Tionghoa di Indonesia. Follow @tionghoainfo untuk mendapatkan artikel terbarunya.
Related Post
Diskriminasi Etnis Tionghoa di Indonesia Pada Masa Orde Lama dan Orde BaruMasalah Tionghoa : Asimilasi Vs IntegrasiKaum Muda Jangan Lupakan Tragedi Mei 1998Tionghoa.INFO : Antara Pro Pembauran vs Anti PembauranSiapakah Orang Tionghoa Indonesia?
Categories: Tionghoa di Indonesia
Tags: aset 13-15 mei 1998, Etnis Tionghoa,kerusuhan mei 1998, korban mei 1998, krisis moneter, mahasiswa trisakti, orde baru,pembakaran, pembakaran bank 1998,pemerkosaan wanita tionghoa,penembakan aktivis, penjarahan, peristiwa mei 1998, perkosaan mei 1998, prabowo,pribumi, soeharto, tim gabungan pencari fakta, wiranto
Previous PostWisata Religi Di Lingshan, Wuxi
Next PostIven Kalender Blog Tionghoa.INFO
46 responses
duniaely
14 May 2014
Sedih kalau ingat peristiwa di tahun tersebut.
ahlirambut
20 May 2014
Selalu sedih mengingat peristiwa bersejarah ini, semoga dimasa depan bangsa kita bisa belajar untuk menjadi Lebih Baik lagi dalam melindungi warganya…
jerry
4 July 2014
gak ngerti ampe sekarang kenapa negara ini gak mau tuntaskan dalang kasus ini, jelas berati pelakunya punya power kuat entah kekuasaan entah money power.. kenapa pemerintah takut untuk mengungkap pelakunya? sudah 16 tahun belum terungkap..
Surya
4 July 2014
Dari aroma-aromanya sih pelakunya gak hanya 1 orang bung jerry. Skenario menggerakkan massa terlalu simple jika hanya P saja yang menggerakkannya. Mestinya ada persetujuan atasan atau ada petinggi yang mem-backup nya. Jadi ada beberapa petinggi yang saling terkait, jika satunya sudah terbongkar, bisa terbongkar semuanya. Untuk itu kasus ini “diamankan” karena menyangkut stabilitas negara.
Maksud kata “diamankan” adalah merahasiakan selama-lamanya, atau sampai semua petinggi yang terkait kasus 98 sudah mati, baru boleh dibuka/diusut; karena menurut info beberapa dari mereka sedang dalam memegang jabatan saat ini di dalam negeri (baik sipil maupun militer).
Jerry
6 August 2014
ya betul sekali, info yg beredar mereka sedang dalam pangkat yg tinggi/ pejabat
Hermanto Iriawan
8 July 2014
Memang berat tinggal di Indonesia yg penegakan hukumnya mandul, tidak hanya kaum Tionghoa atau minoritas lainnya, siapapun yg berseberangan dengan pemerintah atau aparat keamanan, terancam hidupnya di negeri ini.
Mudahj-mudahan presiden baru Indonesia bisa menegakkan hukum di Indonesia dan otomatis perlindungan yg lebih baik bagi siapapun warganya.
Herman Tan
24 July 2014
Memang, kaum minoritas di Indonesia masih mendapat tekanan. Bahkan untuk menjadi seorang pejabat saja, sangat susah untuk kaum minoritas.
Apalagi untuk penyelesaian kasus Mei 1998 ini, terkesan kita yang ditumbalkan sebagai efek dari reformasi itu sendiri. Penulis tidak berani berharap banyak, apa kasus ini akan diselesaikan atau tidak. Masalahnya sekarang, orang Tionghoa saja (terutama generasi muda) hanya sampai pada SLOGAN “jangan lupakan sejarah”, atau “menolak lupa”; dan hanya itu yang diulang setiap tahun TANPA ADA AKSI NYATA. Apalagi kasus Mei 1998 itu, lebih condong ke PENCULIKAN AKTIVIS, bukan ke AKSI PEMBAKARAN dan PEMERKOSAAN terhadap etnis Tionghoa. Kenapa? karena dari etnis kita sendiri terkesan SUDAH MENGIKHLASKAN peristiwa tersebut dan menganggapnya sebagai sebuah “bencana”. Mereka enggan untuk menuntut lebih jauh, terutama kasus pemerkosaan sampai mati, yang dianggap AIB KELUARGA; atau takut mendapat tekanan politik atau mungkin, takut mendapat kiriman pembunuh bayaran. Sedangkan dari etnis pribumi, terus menekan kasus ini dengan hilangnya nyawa belasan aktivis yang hingga sekarang masih tanda tanya.
Jadi, kalau bicara peristiwa Mei 1998, ya penculikan aktivis, bukan KERUSUHAN yang mengakibatkan KEKERASAN PADA ETNIS TIONGHOA.
onezeronext
18 July 2014
Gimana mau di telusuri dgn cepat, kalau kelompok provokator dan pelaku2 nya saja sudah dibakar hidup2 di beberapa pusat perbelanjaan.. Semua sudah dibungkam..
Mudah mudahan saja semua masyarakat bisa belajar dari kasus itu..
wendray
6 August 2014
saya kturunan tionghua , saat kjadian saya di kampung dan baru tahu ada tragedi ini pd thun 2012 pdhl saya msuk jkt dr thun 2006 smpai skrg sy mncapai fakta mncb tny kpd org2 pinggiran di jkt dan memang bner mrk byk gadis tionghua yg mnjd korban pmerkosaan bhkan yg msi brumur 12 th di di perkosa scr gilir. mndengarnya saja saya menangis.. andai itu trjadi pd adik saya mngkin dgn tgn saya sndri yg akn mnghabisi nyawa adik saya di hadapan mrk. tp kmi yakin karma berlaku mslh ini di perbesar jg ga akn dpt keadilan di dunia. kmi umat buddha tdk akn mndendam,mmbalas,kmi hny bs mndoakan agar pelaku2 tsb sadar en mngerti Tuhan itu adil.
wendray
6 August 2014
itu memang benar kami kturunan tionghua tidak di akui di RRC, tp kmi jg ga mngakui RRC negara kmi. china negara kejam dr zaman dinasti kmi tahu itu. perlu di ketahui kmi kturunan tionghua byk ragam dan bahasa yg beda2 ,sama sprti suku lain yg jg trbagi beragam bahasa. jgn salah kmi kturuan tionghua ga byk yg bs bhs mandarin bhkan gw sndri enggan utk bljr mndarin.
Digital Agency Jakarta
23 September 2014
Udah2 ko2 dan cc kita senmua orang Indonesia asli!! No SARA (peace)
jokolelo
17 October 2014
Saya rasa hampir 100% warga keturunan di Indonesia tidak mengakui RRT adalah negaranya..kami dari dilahirkan tumbuh dewasa minum dan makan dari tanah negara Indonesia..seandainya kulit badan bisa berganti dan profil tengkorak kepala khususnya mata bisa diganti….pasti kami senang…Kami cinta Indonesia..
Samuel Tan Hadinata
29 December 2014
Disitu problemnya, kalian sudah turun temurun di Indonesia, tapi cara berpikirnya masih Chinese. Banyak orang Indonesia yang mukanya seperti Chinese, tapi mereka tidak didiscriminasi. Warna kulit, jaman sekarang mudah dihitamkan. Waktu di Bali aku pakai Sun lotion dan berjemur setiap hari, jadi hitam ngelebihi orang Jawa. Sampai bapakku sendiri tidak percaya ngelihatnya. Mata bisa dioperasi, tapi otak susah. Kita harus mengambil sikap dan kerjain accordingly. Kalian orang Indonesia, period. Kalau tidak, orang Indonesia juga akan mikir begitu. Bangun negara ini seperti negaramu sendiri, baru mereka akan menerima kamu sebagai saudara. Kalian mesti ngerti bahwa orang Indonesia itu sebenarnya hatinya sabar dan baik. Kalau sudah ngalami hidup dinegara lain2 seperti saya selama lebih dari 40 tahun, baru tau bedanya. Dengerin orang2 asing yang pernah ke Indonesia, mereka bilang apa? Tapi orang baikpun akan marah kalau mereka kekurangan dan disedot terus. Share the wealth, then they will not bother you. Ingat, orang Jahudi sampai jaman Hitler nyedot terus tanpa ngasih.
Marga Li
24 November 2014
Saya kira tidak perlu lah mencekoki hal2 beginian ke anak muda tionghua, ga penting banget. Puji Tuhan keluarga saya tidak kenapa2, tetapi pasti sulit dilupakan bagi keluarga korban, saya turut berduka. Jujur saya melihat generasi muda tionghua sekarang berbaur dengan pribumi senang sekali seakan2 mereka masih tulus dan tidak dicemari kebencian masa lalu.
Jujur sekarang saya masih tidak bisa kurang berbaur dengan pribumi, tapi itu karena beda adat budaya saja bukan karena kejadian mei. Tapi saya tetap terbuka asal orangnya berkarakter (wajar lah meski ke sesama tionghua :D).
Jujur ya saya pikir saya ngga mau nantinya saat saya punya anak kerukunan antar etnis masih panas spt baru kejadian 12 Mei 1998. Dan lu liat lah Ahok dia padahal keturunan tionghua asli tapi bapak nya mengajarkan untuk selalu akur dan berbuat kasih dengan semua golongan dan jadilah Ahok sekarang yang menjunjung kebajikan.
Lucu sekali karena fakta sekarang tidak semua Tionghua pun baik orangnya ke sesama tionghua (banyak penipunya) dan tidak semua orang pribumi itu buruk seperti yang diajarkan orang tua saya
Samuel Tan Hadinata
29 December 2014
Well waktu itu masih jaman Orde Baru yang ingin bertahan, harap sekarang berubah sama sekali. Ahok itu dulu rumahnya juga dijarah, tapi kemudian dia memempin penduduk dengan baik.
Makanya bantu Ahok supaya mereka lihat bahwa kita bekerja sama membangun. Indonesia itu dari dulu kaya sekali, hanya terlalu banyak korupsi. Sekarang kalau pemimpinnya mulai merubah itu, Indonesia bakal makmur dan harap rakyatnya tidak penasaran lagi. Juga harap tidak ada yang menunggangi lagi. Sebab yang bikin ricuh itu kalau orang lapar dan orang lain ngadu domba.
satria kusuma wijaya
25 December 2014
saya kasihan dgn warga tionghoa termasuk papa saya, apa apaan.nih, jahat banget tindakannya, ga salah ko di salahin, mending yg jarah toko orang tionghoa di hukum mati deh, apa apaan tuh, untung papa saya ga di bunuh
Herman Tan
25 December 2014
Halo Satria, 16 tahun yang lalu etnis Tionghoa di Jakarta ditindas dalam peristiwa Mei 98. Tapi saat ini yang pimpin Jakarta malah orang Tionghoa (Ahok; Zhong Wan Xie). Ini mungkin takdir.
Samuel Tan Hadinata
29 December 2014
Kalau dinegara maju, setiap kali ada demonstrasi, banyak (polisi) preman yang disusupkan. Begitu mereka bergerak jadi merusak, langsung diketahui dan gembongnya dibekuk. Paling tidak bisa diambil film wajahnya, kemudian diusut siapa dalangnya. Dengan itu suasana dapat dikendalikan lagi.
andre
2 January 2015
Yah udh lah mau di apain lagi waktu dah berlalu yang dlu dlu sekarang ya sekarang gak ush di perpanjang padahal saya juga keluarga korban yang masih menyimpan dendan tapi mau apalah kita tak tau siapa dan dimana pelakunya
antonius wijaya
8 January 2015
itu semua memamng sudah dikondisikan untuk memecah keturunan chinese tidak terlalu sangat monopoli ekonomi di indonesia
Louis Anjas
22 January 2015
Apa salahnya kalau keturunan chinese termasuk dalam ekonomi Indonesia. Kami hanya keturunan, kami tetap warga Indonesia. Penghasilan kami juga tidak ada keuntungannya ke RRC, kami bayar pajak juga hanya ke Indonesia. Kita semua sama2 warga Indonesia, kenapa mesti dibedakan pribumi atau tionghoa.
Saya pada waktu kerusuhan ini kebetulan ada di Jkt karena sebagian besar keluarga disana, pada waktu itu saya masih umur 3.5 tahun tapi sampai sekarang saya masih ingat bagaimana horrornya saat saya harus dilarikan ke mobil bersama ibu(keturunan tapi tidak terlalu bermuka chinese)dan saya harus sembunyi karena saya bermuka totok chinese saat di stop oleh pendemo dalam perjalanan ke bandara untuk kabur kembali ke Bali. Ayah saya tetap tinggal di Jakarta untuk menjaga kakek dan nenek saya sementara, sukur tidak celaka.
Sampai sekarang, tidak pernah sekali pun orang tua saya mengajarkan untuk menjauhi pribumi, dan saya pun tidak peduli tionghoa atau pribumi selama berkelakuan baik. Tapi setiap baca berita atau blog tentang kerusuhan ini langsung ingatan saya akan kejadian tsb terulang. After reading an ignorant comment like what you have stated I just can’t keep quiet.
Herman Tan
22 January 2015
Turut prihatin Pak Louis. Jika Pak Louis tidak keberatan mungkin bisa kembali menceritakan PENGALAMAN PRIBADI bapak untuk kami muat pada bulan Mei mendatang. Sangat jarang orang Tionghoa yang terlibat langsung dengan peristiwa Mei 98 yang mau berbagi kisah nya.
jimmy
22 January 2015
Hukum indonesia benar benar murahan, pemerintahnya buta, dan sebagian rakyatnya bkn manusia,
Setiawan
22 January 2015
Saat kerusuhan 98 seingatku lg ujian. Sekolah kami yg ada di jembatan lima (jakbar) sempat digedor2. Ada ketakutan tapi saat itu tdk terpikir akan ada kerusuhan.kami dipulangkan…..dan saya masih ingat saat itu saya pulang naik bajai bersama temanku cewe. Kulit dan mukanya chiness banget.kami sama2 chinesss seh.tp tmnku cewe dan berperawakan chines banget. Jujur dlm perjalanan pulang jalanan terlihat sepi.ada bbrp tempat lg terbakar. Jika gw renungi kembali…..saat itu mungkin sedang ada nya penjarahan atau tindakan kejahatan yg terjadi.tp puji Tuhan kami tdk mengalami apa2. Walau gw hrs bermalam dirmh teman.
Bertahun2 kemudian baru menyadari bahwa kerusuhan tersebut banyak menimbulkan kematian atau penderitaan.saat itu gw msh smp,ga bgt peduli ttg keadaan yg ada. Jujur dr dl gw pengen pindah kenegara lain… Krn merasa serba minoritas.baik agama maupun etnis.tp smakin dewasa gw menyadarii bahwa gw ini walau keturunan chines,tp gw besar,tumbuh,bekerja diindonesia.gw ga diterima dinegara lain. Negara gw indonesia….. Ada org pribumi yg ga bener,namun yg etnis tiongha jg byk yg ga bener.jd ga bs menilai org hanya krn bbrp hal.perbedaan itu indah….hdp berdampingan dan saling menghargai…..
Jimmy Lim
22 January 2015
Gak etnis tionghoa aja yang jadi korban. Yang pribumi juga banyak menjadi korban.
Klau masalah 16tahun tapi kasusnya blum terungkap, masih banyak kasus2 yang lain juga belum terungkap. Masalah presiden pindah tangan dari soekarno k soeharto (supersemar) saja tidak dapat dijelaskan sampai sekarang.
Saya juga chinese dan pada saat itu umur saya 5tahun tapi posisi saya di bandung dan tidak terjadi apa2. Mungkin saat itu ada yang profokasi sehingga chinese jadi korban.
Jangan sampai yang beginian bikin kita beda2ian orang, anti pribumi lah, anti chinese lah. Saya mata sipit kaya orang tionghoa tapi saya adalah pribumi. Besar dan lahir di tanah indonesia.
Mau orang cina, padang, medan, batak, dayak, madura, papua, ambon, dll, selama besar di indonesia y tetap harus saling menghargai.
Biarlah kasus kelam jadi pelajaran bagi kita semua. Jangan sampai mengobar2kan semangat etnis masing2.
Febri.Susanto
22 January 2015
Sedih rasanya mendengar cerita2 tentang penindasan etnis tionghoa, tapi waktu telah berlalu, biar lah menjadi cerita dan sejarah masa lalu, jangan sampai kita terbawa rasa benci dan dendam. Kita buktikan bahwa etnis tionghoa, bukan makin terpuruk, tapi makin baik kedepannya,,,
adi lie
23 January 2015
Udh jgn di ingat” lagi.org negara cina mana knl sama kita. kita hanya org buangan dari Tiongkok yg di tampung oleh indonesia…gak mungkin juga kasus ini terungkap siapa dalangnya…kita berdoa saya hidup kita lbh baik lg di tanah air kita ini
widya fransiska chang
23 January 2015
Gw waktu kjadian itu masih TK d pontianak,,umur 5th lebih,,kbetulan lg dtg k jkt karna ada sodara yg nikah d jkt,,masih inget bgt,,tiba2 aja subuh2 di mandiin trus d bawa k bandara sama mama n nenek,,bgitu sampai d ponti masih blom ngerti apa2,,pas udh smp baru dnger nenek crita lg trus puterin CD nya,,bner2 shock abis nonton CD nya,,perempuan2 tionghoa di siksa abis smua,,bener2 ga manusiawi waktu itu,,sampai skrg aja klo mandi subuh2,,slalu teringat kjadian mei 98..
Herman Tan
23 January 2015
halo Widya, Kalau ada rekaman CD nya boleh di share dalam bentuk MP4. Kami siap menampung videonya untuk di upload di server kami untuk kemudian ditayangkan kepada pembaca blog Tionghoa ini.
victor
25 January 2015
wah iya betul itu kalo ada bukti2 gambar kayak gitu penting sekali,jangan sampe ilang,perlu disebarluaskan,saya juga pengen liat kejadian aslinya waktu itu
Lim Siau Tie
24 January 2015
Saya sangat sedih dengan apa yg saya baca diatas ttg negara china yg gak mau bantu kita sama sekali, apakah itu bener pak herman tan?
Herman Tan
25 January 2015
Ya. Memang itu faktanya. Pada waktu itu tidak ada bantuan dari pemerintah Tiongkok; wujud keprihatinan (ucapan belasungkawa) baru disampaikan kira-kira sebulan setelah peristiwa berlalu.
victor
25 January 2015
saya menganggap jokowi adalah orang yg tidak sama dengan orang2 orba,jadi semoga janji2nya tidak seperti orang2 orba yg omdo,salah satu janjinya menuntaskan kasus 98 ini,kita ingin mengetahui kebenarannya,jgn lagi ditutup2i
Budiono Tan
26 January 2015
江山易改,本性难移
caca oey
26 January 2015
Tragedi 98, mnrt aq itu tanda tanya besar sampau skrg?? Sapa dalang dibelakang ini? Trs waktu aq lht film dibalik 98 aq pikir bisa liat sapa dalangnya,tp yg aq lht di film tdk ada tuch malah penindasan org cina tdk terlalu di ceritakan jelas why? Waktu kejadiaan aq umr 8thn dan posisi di sby,aq ingat jelas saat aq sekolah tiba2 di suruh plg apalagi yg keturan cina karena akan ada bahaya jadi aq lgsg cpt2 plg naik sepeda sendiri dijln org2 teriak cina mati…cina mati… Sampai di rumah aq nangis dan mama papa ajak aq lht berita tv yg sdg terjadi di jkt..aq cuma berharap tahun ini ahok selaku gubernur jkt bisa menguak tragedi ini
Suryadi Zhan
26 January 2015
Mei 98,waktu itu saya masi umur 9 thn,saya tgl di daerah jatinegara,n waktu itu igt bgt,skola saya di daerah matraman n kami dipulangin,jlnan bner2 sepi bgt waktu itu,pertokoan daerah jatinegara juga uda pada tutup smua,kira2 jam 1 siang,saya dri ltai 2 rumah saya nyaksiin sendiri krumunan massa yg dtg n lgsg menjebol pintu pertokoan dgn alat2 seadanya kaya balok kayu,besi panjang n sjnisnya,n dlm waktu sbentar banyak toko terjarah n ditimpuki batu,skitar jam 3 area seberang rumah saya dan mw menyasar ke tempat saya,beruntung tiba2 sepasukan abri dtg n perusuh pun bubar,tp mlm2 skitar jam 7-8 mereka dtg buat ngejarah lg,tp kembali spasukan tentara dtg
Allivia Chahya
26 January 2015
Aku pribumi asli. Pada saat kejadian ini usiaku masih 3 tahun jadi tidak tau seperti apa kejadian saat itu. Setelah mulai beranjak dewasa org tua sering menceritakan kejadian2 kelam mei 98, aku dengernya aja sedih banget dan cuma bisa nangis. Sampai saat inipun masih suka cari info di internet ttg kerusuhan 98. Yang saya sayangkan mengapa etnis2 tionghua menjadi sasaran, menurutku mereka gk bersalah, mereka juga WNI. Tapi knp? Knp bisa terjadi penjarahan, penganiayaan dan pemerkosaan trhdap etnis tionghua. Walaupun saya asli pribumi, tapi saya tau apa yg mereka rasakan, walaupun baru saat ini (karena saat itu blm mengerti). Kenapa hrs sprti itu hanya karena perbedaan etnis. Aku sedih bgt kalo ngebahas ini.
Jadi inget pacar (krna pacar saya turunan tionghua).. Tapi biarpun begitu hubungan saya dgn pasangan saya adem ayem meskipun ada perbedaan etnis diantara kami. Justru kami menganggap perbedaan itu yg menyatukan kami jgn hanya karena perbedaan suku, etnis dsb membuat kita pecah belah. Kita ini satu Indonesia.
nationalist soul’s of Republic of China (Taiwan)
27 January 2015
this is all our fault (Chinese descent) as Indonesian citizens of foreign descent.. why??
oi CINA kau ini suda pendatang malah menguasai perekonomian, menguasai lebih dari 70% kekayaan di negri nusantara ini., lantas warga pribumi tdk akan pernah menyukai bahkan tak akan pernah ingin di kuasai/diperbudak oleh etnis minority(CINA) !!!
di jaman kekuasaan pak harto disana lah warga mayoritas sangat merasa marginal (tersisih) bagaikan anak tiri, sementara CINA ini itu yg pendatang yg awalnya miskin dari CHINOsss daratan menjadi penguasa ekonomi di indonesia juga pempekerjakan hampir sebgian besar warga dari golongan mayoritas, itulah kesalahan yg fatal dari langkah sang president soeharto. di pemikiran hanya ingin etnis tionghoa saja yg menjalan seluruh dan mengolah kekayaan indonesia,, beliau tahu bahwa etnis tionghoa salah satu produk ras ungulan (kata kasarnya) di dunia. disaat era tsb etnis tionghoa tak pernah diberi chances oleh beliau utk campur tangan ambil alih pemerintahan, baginya etnis tionghoa hanya cocok berbisnis, berdagang, menjadi pengusaha yg harta kekayaan melimpah, sisi keuntungan dari pemerintah jaman waktu itu sangat menguntungkan (pendapatan pajak utk negara).
jika saja etnis tionghoa pada masa itu diperbolehkan mengisi bangku pemerintahan saja mungkin saja 90% majority (pri) sangat kekusahan untuk menjalankan pencucian dan pengelapan uang (rata-rata kan koruptor semua), saat itulah kerusuhan melandah negri tercinta ini president soeharto adalah salah satu orang terkaya di dunia (di urutan ke-3) mengalahkan kekayaan king of pop (Michael Jackson) yg menempati posisi ke-5 pada saat itu..
# inti ambil sisi permasalahan positive, lupakan tragedy tsb sebagai bencana bagi etnis tionghoa!
boleh saja kita melupakan tapi sejarah tidak boleh di lupakan begitu saja., begitulah manusia tak selamanya akan hidup dengan damai dan sejahtera di dunia ini.
kita tidak perlu mencari masalah, tidak perlu bercekcok, tidak perlu ribut dengan individu lain, dan paling penting tidak perlu melakukan kekerasan terhadap siapapun.
mungkin ini lah takdir dan nasib etnis tionghoa yg sebagai pendatang, keturunan, peranakan, dan telah menjadi Indonesian citizens sepenuhnya (indonesians Chinese).
yah… saya pribadi dengan hati ku yg terdalam sangat berduka dan sangat kehilangan saudara2 saya yg seetnis, dan saya sampai sekarang kenapa etnis tionghoa indonesia saja yg mendapat perlakuan dari etnis mayoritas… berbeda dengan etnis tionghoa lain yg menetap dan menjadi warganegaraan seperti di malaysia, Brunei Darussalam, amerika serikat, thailanda, filipina, Australia, bahkan termasuk eropa dan afrika., mereka disana di berikan kebebasan berbahasa, mengunakan nama tionghoanya, bahkan berpolitik.
saya harap besar kepada seluruh etnis tionghoa yg tersebar luas di seluruh indonesia, bahwa kita ini (tionghoa) yg terlahir sesudah era reformasi bukan di era orde baru !
kita harus berjiwa nationalism seperti bangsa taiwan (ROC), kita bukan communism seperti china (PRC troublemaker), jangan pernah kita dikatakan komunisme oleh bangsa lain, katakan tidak selalu..
kita tidak boleh takut maupun menakuti diri sendiri, ambil lah pelajaran di setiap kejadian dan belajarlah dari itu.
kita semua sama, we are all humans..
“diam itu bukan lah berarti tidak melawan.”
semoga seluruh korban dari tragedy tsb selalu memaafkan saudara2 kita yg sebangsa yg akan hidup berdampingan dan berusaha untuk bersatu demi negara kita tercinta.
saya yakin untuk kedepannya kita seluruh warga negara Indonesia akan hidup damai tanpa harus kekerasan, jiwa toleransi yg tinggi selalu ada di jiwa bangsa indonesia!
percayalah…
Koto Chai
20 February 2015
saya memiliki darah keturunan etnis yang kuat di Nusantara( Minang-Tionghua).
dari cerita kedua orang tua dan bnyak orang/keluarga yang beretnis Minang dan Tionghua, kedua etnis ini memang sangat didiskriminasi sejak orba. lebih-lebih lagi etnis Minang yang harus dihilangkan identitas Miangnya sejak terjadi PRRI zaman Soekarno, yang lebih dulu dari etnis Tionghua pada orde baru.
bukannya rasis lah !
Nama harus serba jawa lah, kebudayaan jawa lah. padahal kita lahir di Indonesia, yang katanya multi.
emang kurang apa kontribusi 2 etnis ini. sering dikatakan penjajah ekonomi Nusantara -,- sering cerdik buruk lah, ngga punya rasa nasionalism yg tinggi utk Negera ini. kalau Tionghua untuk Tiongkok, Minang untuk merdeka atau Malaysia.
tapi kenyataan, dari sejak bendera merah-putih berkibar pada zaman Majapahit, kitalah yang berkontribusi membangun bangsa ini, lebih-lebih dari etnis utama jawa, sunda, dan melayu.
tapi kita bersyukur terlahir sebagai Tionghua, apalaagi saya terlahir dari peranakan Tionghua dengan Minangkabau. yang memiliki kekuatan dan mental baja dalam membangun negara-negara yang dimana bumi dia tapaki dan langit yang dijunjungi.
Semoga Bangsa kita bisa bersatu padu untuk maju.
Bangsa Indonesia itu satu, nama etnis dan bentuk fisik hanya pelengkap.
alexis
6 March 2015
saya waktu kerusuhan berusia 18 thn. Masih berharap ada keadilan bagi etnis tionghoa di Indonesia. Saat ini sedang memperhatikan panggung politik di Indonesia. Apakah benar kalau republik ini sudah berubah?
Ahok yg keturunan membela anti korupsi, yg sejalan dgn pandangan era reformasi. Apakah dia akan di dukung?
Bagi saya jawaban dari pertanyaan di atas adalah jawaban real atas pertanyaan dan pernyataan2 simpatik mengenai kerusuhan mei 98. apakah indonesia sudah berubah atau belum.
Hanya omdo atau real? Mari kita lihat bersama-sama.
Ayi Muhammad Gabrielle
8 March 2015
kakak saya tau betul kejadian ini karena pada saat itu kakak saya kerja di jakarta. bahkan melihat sendiri orang orang yang hiruk pikuk di jalanan. dari yang menangis, minta tolong, mejarah, terluka, pingsan di jalanan, suara tembakan, barang2 berjatuhan dari gedung dan gimana kacau dan mengerikannya situasi pada saat itu dan bukan sekedar katanya. saya tau karena kakak saya banyak cerita pada keluarga saya di semarang jawa tengah sepulang dari jakarta.
saya merasa malu sebagai pribumi. betapa biadapnya saudara saya sesama pribumi pada saat itu.
saya akui etnis tionghoa di tempat saya mayoritas adalah orang kaya. saya malah belum pernah bertemu orang miskin orang tionghoa. tapi saya tidak pernah merasa dijajah ekonomi oleh tionghoa..
konyol rasanya kalo saya merasa dijajah tionghoa sedang saya tau kalian kaya bukan dari merampas harta saya, menipu saya tapi karena keahlian dan kerja keras kalian sendiri.
bagi saya, semua warga negara itu mempunyai hak yang sama untuk dipilih, memilih etc…
bamgsa yang besar adalah bangsa yang menghargai perbedaan
Herman Tan
8 March 2015
Saya kagum dengan pola pandang anda. Sudah seharusnya kita tidak lagi membeda-bedakan mana warga keturunan dan mana warga/penduduk asli, karena semua telah sama-sama lahir dan besar di negeri yang kaya akan ragam dan budaya ini.
hia
15 March 2015
saya rasa ada yang janggal pada point ini
3. Pemerintah Amerika >> Mengizinkan “permohonan perlindungan” para korban keturunan Tionghoa, bersamaan itu mengirim kapal perangnya ke Indonesia untuk mengangkut sejumlah besar korban kerusuhan.
bagaimana pemerintah amerika langsung ingat dengan WNI keturunan Tionghoa di indonesia dan bagaimana cara mereka membedakan mana yang keturunan tionghoa mana yang blasteran dan mana yang bukan keturunan tionghoa jika statusnya sama sama wni .
dan bagaimana orang amerika bisa memandang indonesia secara terpisah ,klo aku berfikir dari sudur pandang orang amerika berita yg aku dengan cuman ada kerusuhan di indonesia, tanpa tau detil etnis apa lawan etnis apa , wong wajahnya juga hampir sama
kalau dia WNI atau bukan itu mudah bisa dicek melalui dokumen tapi kalau keturunan itu sulit , apa mungkin mereka memiliki dokumen silsilah keluarga hingga kakek buyut.
herman
19 March 2015
damai indonesiaku…qt semua satu, , ,qt seharusny belajar dari keuletan saudara qt keturunan tionghoa…biar negara indonesia maju….no sara
atutayom
1 April 2015
saya cukup prihatin terhadap peristiwa itu, tapi tidak boleh menyamakan perilaku kerusuhan dengan pribumi kebanyakan, karena jelas itu sudah diatur, pelakunya pasti preman-preman bayaran dan pecandu yang dibayar dan dihasut, karena pengakuan deddy corbuzier aja sampai ada yang nwar2 in barang2 rampasan ke ayahnya
Muhammad Rizky
17 April 2015
Hidup memang seperti itu kawan dimana kita harus berjuang sendiri untuk keamanan kita sendiri, kalian tahu kita hidup di jaman dimana tidak ada lagi keadilan ” WELCOME IN INDONESIA YANG PENUH DENGAN TIDAK KEADILAN ” you take one , i take one this is payback
Leave a Reply
Name*
E-Mail*
Website
4 + 1 =
Publish
MobileDesktop
Copyright © 2012-2015 Tionghoa - Seputar Info Tradisi dan Budaya Tionghoa .All Rights Reserved.
Komentar
Posting Komentar
Mohon untuk tidak memasang Iklan
ADMIN