Langsung ke konten utama

YI-JING BIANGNYA KITAB KLASIK TIONGKOK

Kitab Yi-jing merupakan 
salah satu buku tertua di
muka bumi ini. Buku ini
 dikenal sangat klasik di
 Tiongkok. Selain itu Yi-Iing 
juga menjadi sumber dari 
semua kitab klasik ‘Tiongkok 
termasuk sishu dan wujing.
 Secara tidak langsung pola
 fikir Yin Yang yang di jabarkan 
dalam kitab Yi-Jing, sudah
 menjadi konsep dasar
 pemikiran dalam 
budaya Tionghoa.
Namun sayang sekali, banyak orang lebih
 mengenal Yi-Jing 
sebagai “buku
pintar”nya “ahli
 Fengshui” dan “ahli
 ramal”. Padahal yang digunakan para “ahli” itu diperkirakan
 hanya 2% dari kitab Yi-Jing. “Yi Jing ini adalah biang dari segalanya, dari Yi-Jing timbul Fengsui dan akhirnya ramalan,” kata Budi Tamtomo, pakar dan 
pemerhati budaya Tionghoa Sekitar 7.000 tahun lalu, seorang tokoh bijak bernama Fuxi mempelajari fenomena alam dalam waktu cukup
 lama. Beliau menyimpulkan
 semua yang ada di alam
 semesta pada hakekatnya 
terdiri dari 2 unsur yaitu Yin
 dan Yang. Untuk bisa
 dipelajari, Fuxi menggunakan
 garis sambung sebagai
lambang “Yang”, dan garis
 putus sebagai lambang “Yin”. 
Semua ditulis tanpa menggunakan kata-kata, yang sangat 
sulit untuk diterjemahkan 
bagi yang tidak mengerti. Tapi 
bagi yang bisa menempuh 
celahnya, maka akan terungkap kejadian besar yang
 telah dipelajari Fuxi.
 Dibawah ini beberapa contoh hal di alam semesta
 yang berhasil dipelajari Fuxi.
 Yin dan ini oleh Yongzi
 diberi nama Taiji Yin dan
 Yang. Dalam Taiji disebut
Liang Yiatau dua unsur.
 Kedua unsur ini tidak dalam 
kondisi diam ”Liang Yi” atau
 bergerak tanpa henti. Seperti siang dan malam yang terus
 berganti setiap harinya.
Unsur “Yang” melambangkan matahari, Shao Yang, 
matahari terasa hangat di pagi 
hari. Lao Yang, tengah hari matahari sangat terik dan terasa panas. Sore hari,
 matahari sudah akan 
terbenam, udara sudah tidak
 panas seperti siang hari,
 disebut Shao Yin. Sampai
 tengah malam, udara sudah 
dingin, disebut Lao Yin.
Didaerah empat musim,
 Shao Yang juga melambangkan musim semi, Lao Yang melambangkan musim panas. Shao Yin melambangkan
 musim gugur dan Lao Yin 
melambangkan musim 
dingin. Setelah dikembangkan
 Tai Ji tumbuh menjadi Liang
Yi yang tumbuh menjadi
 empat macam gejala yaitu 
shao yang, lao yang, shao yin
 dan lao yin. Ini disebut 
dengan Si Xiang. Selain itu Ba Gua atau
 delapan Trigram merupakan 
hasil pengembangan dari Si
 Xiang yang menjelaskan 
delapan macam fenomena 
alam. Ba Gua oleh Fuxi
 ditampilkan dengan kode atau 
lambang. Kita harus trampil
 dengan mengunakan imajinasi untuk bisa memahami kode 
atau lambang dalam Ba Gua. 
Setelah bisa, kita akan bisa 
melihat fenomena alam yang 
terjadi disekitar kita. Pertama Fuxi membuat 
lambang tian atau langit
 dengan kode. Kemudian
 dengan lambang itu coba
bayangkan garis paling atas
 melambangkan atas langit. Garis tengah adalah tengah 
langit dan garis bawah adalah 
bawah langit.
Kebakaran
 hutan karena petir sering 
terjadi. Api besar membuat
 asap tebal membumbung 
tinggi ke langit, dengan
 pengertian di tengah langit
 ada pergerakan, maka garis 
tengah dirubah dengan garis 
putus. Bagaimana dengan kondisi di atas langit, saat itu belum 
ada pesawat, belum ada satelit. Tapi semua ini tidak
 menjadi hambatan, Fuxi pergi ke telaga, di saat air tenang
 maka terlihatlah pemandangan langit yang terpantul
 dalam air, jelas sekali. Maka semua perubahan diatas 
langit mudah dipantau
 melalui pantulan air
 diatas telaga, maka gerakan diatas langit
 diberi kode atau 
lambang.
Tak hanya
 mempelajari langit,
Fuxi juga terus
 belajar tentang
 bumi. Sama seperti 
langit, bumi juga
 memiliki tiga 
fenomena gerak: gerak 
dalam bumi, permukaan 
bumi dan diatas bumi. Ketika ada petir, bumi terasa 
tergoncang, ini menyiratkan
 gerak dalam bumi, maka Fuxi
menggantikan garis terbawah 
dengan garis tidak terputus,
 dan jadilah lambang yang 
menyiratkan petir . Kemudian 
dia melihat sesuatu yang
bergerak dipermukaan bumi,
itu adalah aliran sungai, maka
 Fuxi menggantikan garis yang
 ditengah dengan garis tidak
 terputus, dan jadilah lambang
 yang menyiratkan air. Kitab Yi-Iing merupakan 
maha karya dari Fuxi yang
 menciptakan Ba Gua. Kitab ini 
terus turun ke raja Zhou Wen
Wang dan Zhou Gong (1152
SM – 1056 SM). Mereka 
memahami apa yang tersirat
 dalam Ba Gua yang diciptakan
Fuxi dan mempelajari secara
sungguh-sungguh. “Jangan terpengaruh dengan
 pandangan picik orang yang 
tidak memahami kitab Zhou
Yi, menganggapnya sebagai 
buku pintar yang “hanya”
untuk meramal dan melihat
 fengshui saja,” ungkap Budi.

Komentar